Jakarta (ANTARA) – Kementerian Sosial Indonesia sedang mempersiapkan untuk mengadopsi model pendidikan inklusif yang berstandar internasional. Tujuannya adalah untuk meningkatkan layanan dan pelatihan keterampilan bagi anak-anak dengan disabilitas.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengumumkan rencana ini pada hari Jumat setelah mengunjungi London School of Public Relations (LSPR) di Jakarta. Kementerian akan mengadaptasi model pendidikan LSPR yang berkualitas tinggi di seluruh pusat sosial miliknya.
LSPR menyediakan lingkungan belajar yang ramah bagi disabilitas dengan fasilitas modern dan guru-guru yang terlatih. Hal ini memungkinkan siswa dengan disabilitas untuk bisa bersaing secara profesional. Kementerian berencana menerapkan model serupa di 30 pusat sosial di seluruh Indonesia.
Kurikulumnya sejalan dengan kebijakan kementerian, yang menekankan pada pemberdayaan melalui rehabilitasi sosial. LSPR juga menawarkan pelatihan keterampilan, termasuk dapur praktik dan laboratorium kuliner, untuk membantu siswa memproduksi barang yang bisa dijual.
Yusuf mengatakan kolaborasi ini akan fokus pada pertukaran guru, pengembangan kurikulum yang adaptif, dan peningkatan kapasitas untuk para pendidik di kementerian. Ini untuk mempersiapkan mereka melayani siswa dengan disabilitas dengan lebih baik.
Beliau menambahkan, program ini tidak hanya bertujuan memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian siswa sebelum memasuki dunia kerja.
“Inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan akses ke pendidikan tinggi dan pelatihan vokasi bagi penyandang disabilitas di Indonesia,” kata Yusuf.
Berita terkait: Kementerian tawarkan layanan terapi untuk anak disabilitas dan berkebutuhan khusus
Berita terkait: Semua pihak harus pastikan hak anak dengan disabilitas: Menteri
Penerjemah: M. Riezko Bima Elko Prasetyo, Cindy Frishanti Octa
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025