Pemerintah Indonesia akan menyelesaikan sertifikasi untuk 600.000 hektar tanah transmigrasi untuk mengatasi masalah hukum terkait kepemilikan tanah yang masih berlangsung.
Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Ossy Dermawan menyatakan bahwa target ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Dia menyebutkan dua manfaat utama dari sertifikasi ini: untuk melindungi para transmigran dari sengketa dan klaim oleh pihak ketiga, dan untuk memungkinkan akses ke pendanaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Sertifikasi sangat penting bagi transmigran. Tanpa sertifikat, masyarakat tidak memiliki kepastian hukum atas tanah yang mereka tinggali. Tanah ini tidak hanya untuk bertani tetapi juga berfungsi sebagai aset dasar untuk penghidupan dan kesejahteraan mereka,” tambah Dermawan.
Program yang disebut TransTuntas ini adalah hasil kolaborasi antara Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
“Kami memetakan setiap area secara individual untuk mengidentifikasi masalah,” jelas Dermawan.
Beberapa masalah berasal dari para transmigran sendiri atau dari pemerintah, jadi solusinya harus dilakukan secara menyeluruh dan setahap demi setahap, tambahnya.
Saat ini, pemerintah fokus menyelesaikan masalah yang sudah ada sebelumnya daripada hanya memindahkan orang. Namun, program ini akan terus berlanjut dan akan membutuhkan tanah tambahan untuk operasionalnya, dengan penetapan yang ditentukan oleh Kementerian Transmigrasi untuk pertanian atau tujuan lain, catatnya.
Dermawan menyampaikan harapan bahwa program ini akan memberikan kepastian hukum atas tanah mereka kepada para transmigran, memberikan ketenangan pikiran dan meningkatkan produktivitas.
Sementara itu, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Febrian Alphyanto Ruddyard mengatakan transmigrasi telah menjadi program strategis negara untuk memfasilitasi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan menjaga stabilitas di daerah perbatasan.
“Transmigrasi juga dapat mempercepat kemajuan menuju target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen melalui hilirisasi,” tambahnya.