Jakarta (ANTARA) – Indonesia sedang mempersiapkan peralatan medis dan fasilitas pendukung untuk pasukan perdamaian yang ditugaskan ke Gaza, kata Mayor Jenderal Freddy Ardianzah, Kepala Pusat Penerangan TNI, pada hari Sabtu.
TNI berencana untuk mengerahkan 20.000 personil, yang akan fokus pada layanan kesehatan dan unit Zeni Konstruksi.
“Ini termasuk fasilitas rumah sakit lapangan, peralatan medis darurat, ambulans, perlengkapan air bersih dan sanitasi, serta kemampuan konstruksi para insinyur, termasuk alat berat dan fasilitas rekonstruksi,” ujar Freddy.
Peralatan para insinyur akan digunakan untuk membangun fasilitas umum bagi warga, tambahnya.
Personil yang ditunjuk sudah memiliki pengalaman sebelumnya dalam misi perdamaian dan akan menjalani pelatihan tambahan untuk memastikan kesiapan mereka.
Saat ini, TNI masih menunggu persetujuan dari pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelum pengerahan.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan bahwa pemerintah memiliki dua opsi untuk mendapatkan otorisasi mengirim pasukan perdamaian ke Gaza.
“Ada dua alternatif. Pertama adalah di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” katanya pada hari Jumat di Jakarta Pusat.
Indonesia sebelumnya telah bekerja sama dengan PBB dalam misi perdamaian di Afrika dan Lebanon.
Sjafrie menekankan bahwa persetujuan memerlukan koordinasi antar kepala negara dan dukungan dari negara-negara kunci yang terlibat dalam penyelesaian konflik Gaza.
“Untuk negara-negara Arab—Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab—jika mereka setuju, Indonesia akan dengan senang hati berpartisipasi,” kata Sjafrie.
Dia menambahkan bahwa Israel, sebagai pihak yang terkait, juga harus menyetujui misi tersebut.
Rencana pengerahan ini menegaskan komitmen berkelanjutan Indonesia dalam perdamaian internasional dan bantuan kemanusiaan, menggabungkan kesiapan militer dengan dukungan medis dan rekonstruksi untuk penduduk sipil di zona konflik.
Para pejabat menyatakan bahwa TNI bertujuan memastikan upaya perdamaian berjalan efektif, terkoordinasi dengan baik, dan tanggap terhadap kebutuhan keamanan maupun kemanusiaan.