Indonesia Raih Tarif Pabean AS Terendah di ASEAN: Menteri

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa Indonesia menghadapi tarif impor Amerika Serikat (AS) yang paling rendah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya.

“Di ASEAN, kita punya tarif yang pling rendah,” kata Santoso pada Rabu.

Dia menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia sudah mengambil langkah mitigasi sebelum negosiasi tarif dengan AS. Sebelum negosiasi, Indonesia mengidentifikasi 10 produk ekspor utama ke AS.

Santoso mencatat bahwa tujuannya adalah mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Dia menekankan bahwa tarif impor AS sebesar 19 persen untuk barang Indonesia masih menguntungkan, memberi peluang lebih besar untuk masuk pasar AS.

“Sejauh ini, ekspor kita masih berjalan baik. Jika bisa mempertahankan tarif ini sampai 1 Agustus, artinya kesempatan kita masuk pasar AS akan lebih besar,” ujarnya.

Dibanding negara ASEAN lain seperti Vietnam (20 persen), Filipina (20 persen), Malaysia (25 persen), Brunei Darussalam (25 persen), Thailand (36 persen), Kamboja (36 persen), Myanmar (40 persen), dan Laos (40 persen), Indonesia tetap memiliki tarif terendah.

Sebelumnya, Santoso juga menyatakan bahwa kesepakatan tarif timbal balik antara Indonesia dan AS tidak hanya tentang akses pasar tapi juga termasuk investasi baru dari AS.

“Ini bukan cuma soal akses pasar. Ternyata mereka juga siap berinvestasi di Indonesia,” kata Santoso saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR.

Dia menyebutkan bahwa dalam kesepakatan ini, Indonesia akan menerima investasi AS di beberapa sektor, termasuk energi.

“Ada kekhawatiran soal minyak, tapi AS juga berencana investasi disini. Artinya ada komoditas Indonesia yang dapat investasi AS,” jelasnya.

Berita terkait: AS tidak cuma minta akses pasar, tapi rencananya invest di RI

MEMBACA  Kementerian Transmigrasi fokus pada pengentasan kemiskinan: Menteri

Berita terkait: BI optimis kesepakatan tarif AS akan untungkan pasar

Penerjemah: Maria, Kenzu
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025