Indonesia Protes Pembatasan Ekspor Sarang Walet oleh China

Jakarta (ANTARA) – Badan Karantina Pertanian (Barantin) telah melakukan beberapa langkah mitigasi, termasuk investigasi audit, sebagai tanggapan atas pembatasan ekspor China terhadap produk sarang burung walet Indonesia.

Administrasi Umum Bea Cukai Republik Rakyat China (GACC) baru-baru ini memberlakukan persyaratan keamanan pangan yang ketat, dengan menetapkan kadar aluminium maksimum yang diizinkan dalam produk sarang burung walet Indonesia adalah 100 mg/kg (ppm—bagian per juta).

"Hal ini tentu sangat merugikan Indonesia, karena persyaratan ini belum disepakati bersama oleh pemerintah Indonesia, yang merupakan mitra dagang utama untuk produk sarang walet," kata Sriyanto, Wakil untuk Karantina Hewan, dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Menurut Sriyanto, batas aluminium ini diberlakukan secara sepihak oleh pemerintah China sebagai cara untuk mengatasi kekhawatiran keamanan pangan melalui pendekatan yang digeneralisasi, dan belum disepakati bersama oleh pemerintah Indonesia.

Akibatnya, 11 perusahaan Indonesia telah dikenai sanksi dari GACC berupa penangguhan sementara izin ekspor mereka untuk produk sarang burung walet ke China.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia, melalui Barantin, mengejar dua solusi strategis: resolusi jangka pendek melalui audit investigatif dan penilaian ilmiah jangka panjang tentang kandungan aluminium.

Barantin telah melakukan penjaminan keamanan pangan investigatif pada sembilan perusahaan, yang hasilnya sedang diverifikasi oleh GACC.

Secara paralel, lembaga tersebut telah memulai pengujian kandungan aluminium pada setiap pengiriman yang menuju China dengan metode ICP-MS, sesuai dengan standar keamanan pangan nasional China, GB 5009.268-2016. Barantin juga telah memperkenalkan prosedur operasi standar (SOP) untuk bahan baku yang bersumber dari rumah walet.

Barantin telah mendorong semua eksportir untuk melakukan tes laboratorium sebagai langkah skrining guna menilai kualitas bahan baku terkait kandungan aluminium.

MEMBACA  Pemerintah meningkatkan dana untuk program peremajaan kelapa sawit

Sebagai bagian dari upaya jangka panjang, Barantin sedang melakukan studi komprehensif tentang kandungan aluminium dalam bahan baku sarang burung walet mentah dari berbagai kondisi ekosistem tempat produk tersebut berasal.

Dari 907 sampel yang dikumpulkan, 880 telah menjalani pengujian aluminium menggunakan metode ICP-MS, sesuai dengan standar China.

Lembaga tersebut juga mendorong pelaku usaha untuk mempertimbangkan destinasi ekspor alternatif yang telah lama menjadi pasar untuk produk sarang walet Indonesia, seperti Amerika Serikat, Australia, Vietnam, Malaysia, Kanada, Jepang, Prancis, dan Hong Kong.

Berita terkait: China-Indonesia Summit strengthens bird’s nest trade relations

Penerjemah: Maria Cicilia, Kuntum Khaira
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025