Indonesia Perluas Perjanjian Perdagangan Preferensial dengan Turki

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menegaskan komitmen Indonesia untuk mempercepat perluasan ruang lingkup Perjanjian Perdagangan Preferensial Indonesia-Turki (IT-PTA) sebagai langkah strategis menuju kemitraan ekonomi yang komprehensif.

Berdasarkan pernyataan yang diterima pada Kamis, komitmen tersebut disoroti saat pertemuan Esti dengan Wakil Menteri Perdagangan Turki, Mustafa Tuzcu, di Kairo, Mesir, pada Selasa.

Indonesia mencatat nilai perdagangan total dengan Turki mencapai US$2,4 miliar pada 2024, dengan tren pertumbuhan lima tahun sebesar 13,50 persen.

Sementara itu, ekspor Indonesia ke Turki pada 2024 mencapai US$1,9 miliar, meningkat 26,05 persen dibandingkan 2023. Produk utama ekspor termasuk produk setengah jadi dari besi atau baja non-aloy, baja tahan karat gulungan rata, serat stapel buatan, kokas, dan minyak sawit.

Menurut Esti, Turki saat ini merupakan tujuan ekspor terbesar ke-23 dan sumber impor terbesar ke-36 bagi Indonesia.

“Perdagangan antara Indonesia dan Turki mengalami tren positif. Masih ada potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mewujudkan target capaian perdagangan sebesar US$10 miliar, dan kita perlu segera mencapai perdagangan yang lebih bermakna melalui IT-PTA,” ujarnya.

Indonesia memandang IT-PTA sebagai langkah strategis untuk memperdalam hubungan ekonomi kedua negara, sekaligus landasan penting untuk Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (IT-CEPA).

Wakil menteri itu menekankan bahwa Indonesia menganggap penting untuk memberikan fleksibilitas yang memadai bagi kedua pihak agar cakupan produk tidak terlalu sempit dan dapat benar-benar mencerminkan kepentingan bersama.

“Indonesia juga mendorong agar sektor-sektor kunci seperti tekstil, alas kaki, serta besi dan baja terus didiskusikan agar manfaat perjanjian ini dapat dirasakan lebih merata,” katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Turki, Mustafa Tuzcu, menegaskan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan proposal tersebut dan menyarankan agar kedua negara mengeksplorasi potensi kerjasama di sektor konstruksi, mengingat Indonesia saat ini sedang membangun ibu kota baru, Nusantara.

MEMBACA  Mahasiswa Turki Rumeysa Ozturk mengatakan bahwa dia akan terus mengejar kasusnya | Berita konflik Israel-Palestina

Berita terkait: Dubes soroti hubungan RI-Turki yang semakin erat di berbagai bidang

Berita terkait: Indonesia dorong inklusi Turki sebagai mitra wicara ASEAN

Berita terkait: Indonesia dan Turkiye susun peta jalan untuk perkuat hubungan industri

Penerjemah: Kelik Dewanto, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025