Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia Bahlil Lahadalia mengeksplorasi lebih banyak kolaborasi potensial dengan Rusia dalam proyek minyak dan gas selama kunjungannya ke Saint Petersburg, mendampingi Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
"Kami mengundang investor Rusia untuk berpartisipasi dalam eksplorasi ladang minyak baru dan cadangan gas lepas pantai," ujarnya, seperti dikutip dari pernyataan resmi pada Jumat.
Energi menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan tingkat tinggi antara kedua negara. Kedua belah pihak menyatakan minat dalam usaha patungan yang mencakup eksplorasi dan produksi LNG serta pasokan minyak.
Lahadalia berharap kolaborasi ini akan menguntungkan semua pihak, terutama dalam meningkatkan target lifting minyak dan gas nasional Indonesia, mengingat Presiden Prabowo menetapkan tujuan ambisius untuk swasembada energi.
Untuk membantu Indonesia mencapai tujuan tersebut, pemerintah Rusia menawarkan modernisasi infrastruktur minyak dan gas Indonesia.
Modernisasi ini mencakup pemanfaatan teknologi canggih untuk mengoptimalkan sumur minyak yang saat ini dinilai kurang produktif.
"Kami tertarik untuk memodernisasi infrastruktur (pertambangan Indonesia) guna meningkatkan produksi minyak dari ladang tua," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam konferensi pers.
Kementerian ESDM menyatakan bahwa berbagai kolaborasi di sektor energi, termasuk minyak dan gas, batu bara, listrik, energi baru dan terbarukan, serta efisiensi energi, telah memperkuat hubungan kedua negara.
Salah satu contohnya adalah kolaborasi berkelanjutan dalam pembangunan kilang dan fasilitas petrokimia di Tuban, Jawa Timur, antara perusahaan energi Rusia PJSC Rosneft Oil Company (ROSNEFT) dan Pertamina.
Menurut situs resmi Pertamina, proyek yang dikenal sebagai GRR Tuban Refinery telah berjalan sejak November 2017 dan dioperasikan melalui perusahaan patungan PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia (PRPP).
Kilang GRR Tuban menggunakan teknologi canggih dengan kapasitas pengolahan minyak mentah hingga 300 ribu barel per hari.
Kilang ini juga mampu memproduksi 10.921 kiloton bahan bakar per tahun dan 5.060 kiloton produk petrokimia serta turunannya.
Pemerintah Indonesia berharap model kolaborasi ini dapat menjadi dasar untuk proyek minyak dan gas masa depan sekaligus menarik investasi teknologi tinggi ke industri nasional.
Berita terkait: Putin soroti perdagangan Rusia-Indonesia naik 40% di awal 2025
Berita terkait: Prabowo dukung lebih banyak penerbangan langsung Rusia-Indonesia
Berita terkait: Putin sebut Indonesia mitra kunci Rusia di Asia-Pasifik
Reporter: Putu Savitri, Uyu Liman
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025