Jakarta (ANTARA) – Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono menyampaikan harapan agar kerjasama dengan Belarus di bidang pupuk kalium bisa diperkuat untuk mendukung program pemerintah dalam menjamin ketahanan pangan di Indonesia.
Sugiono menyampaikan harapan ini saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Belarus untuk Indonesia, Raman Ramanouski, pada Kamis (5 Juni), menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat.
Belarus dikenal sebagai salah satu eksportir pupuk kalium terbesar di dunia, yang memperkuat peran pentingnya dalam rantai pasok pupuk global.
Dalam hal perdagangan, nilai dagang kedua negara meningkat signifikan di tahun 2024, naik 44,1 persen dibanding tahun sebelumnya, mencapai US$128,4 juta (sekitar Rp2 triliun).
Dari total perdagangan itu, nilai ekspor Indonesia tercatat US$43,6 juta (sekitar Rp708 miliar), meningkat 22,5 persen.
Oleh karena itu, Indonesia optimis bisa memperluas ekspor ke Belarus, karena hubungan dagang positif dengan anggota Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) bisa membuka peluang kerja sama ekonomi lebih luas di kawasan Eurasia.
Berita terkait: Belarus anggap Indonesia mitra dagang utama di Asia
Selain itu, menteri mengundang duta besar Belarus untuk berkolaborasi memperluas akses pasar dan kontak bisnis antar kedua negara serta mendukung penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia.
Selain membahas isu bilateral, Sugiono dan Ramanouski juga bertukar pandangan tentang situasi global terkini dan isu multilateral yang menjadi kepentingan bersama.
Kalium adalah istilah umum untuk berbagai jenis pupuk potassium, terutama yang berbentuk garam kalium klorida atau kalium sulfat.
Istilah ini berasal dari metode produksi kalium kuno, yaitu merebus abu kayu dalam panci besar (pot-ash) untuk mengekstrak kalium.
Pupuk kalium merupakan sumber potassium penting bagi pertanian, karena potassium adalah nutrisi penting bagi tanaman yang bisa meningkatkan kualitas panen, retensi air, dan rasa tanaman.
Berita terkait: Indonesia-Belarus tingkatkan kerjasama bilateral
Reporter: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2025