Denpasar (ANTARA) – Indonesia akan memainkan peran sangat penting dalam memajukan kesehatan global lewat kepemimpinannya di Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) untuk periode 2026-2029, dengan mendorong akses vaksin yang merata.
Iin Susanti, perwakilan dari Bio Farma, menyatakan komitmennya untuk berkontribusi pada kemajuan kesehatan global saat Pertemuan Tahunan ke-26 DCVMN 2025 di Denpasar, Bali, pada Jumat.
"Kami ingin berkontribusi untuk memajukan kesehatan global," kata Susanti yang terpilih sebagai Ketua Dewan DCVMN untuk masa jabatan 2026-2029.
Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di industri vaksin, Susanti membawa banyak pengetahuan dan keahlian ke peran barunya sebagai Ketua Dewan DCVMN.
Sepanjang kariernya, ia pernah memegang berbagai posisi di bidang R&D vaksin, manufaktur, pengendalian dan penjaminan mutu, pengembangan bisnis, serta transformasi korporat.
Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasi, Susanti saat ini adalah Direktur Human Capital, di mana pengembangan bakat adalah salah satu tanggung jawab langsung dan minat pribadinya.
Latar belakangnya di bidang farmasi dan gelar Magister dalam Manajemen Operasi melengkapi keahliannya di industri vaksin.
Dengan paparan yang luas terhadap ekosistem vaksin, Susanti telah aktif terlibat dengan banyak organisasi internasional, seperti World Health Organization (WHO), UNICEF, dan Gates Foundation.
Ia terpilih sebagai Ketua Dewan DCVMN pada Pertemuan Tahunan ke-26 DCVMN di Sanur, Denpasar, Bali, pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Mewakili Indonesia di DCVMN, Susanti adalah perwakilan ketiga yang terpilih untuk menduduki posisi strategis ini, setelah Mahendra Suhardono dan Adriansjah Azhari, yang sebelumnya juga pernah memegang beberapa jabatan strategis di jaringan ini.
Didirikan pada tahun 2000, DCVMN adalah jaringan global yang terdiri dari 46 produsen vaksin dari 17 negara berkembang di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin, termasuk Argentina, Bangladesh, Brasil, China, Ghana, India, Indonesia, Arab Saudi, Senegal, Serbia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam.
Jaringan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas produsen vaksin di negara-negara berkembang melalui advokasi, menjalin kolaborasi, meningkatkan wallet share, dan pelatihan profesional tentang kemajuan teknologi, penelitian dan pengembangan, serta alih pengetahuan.
Sebagai Ketua Dewan DCVMN, Susanti bertujuan untuk mempromosikan akses yang adil ke vaksin berkualitas, memperkuat kolaborasi antara negara anggota dan lembaga global, serta mendukung investasi dalam kapasitas pengembangan vaksin dan inovasi.
Ia juga bertujuan untuk mempromosikan akses setara ke vaksin berkualitas yang memenuhi standar dan diuji melalui proses WHO PQ (WHO Prequalification), serta memperkuat kemandirian di antara anggota DCVMN melalui kerja sama yang lebih erat.
Namun, ia mengakui bahwa masih banyak tantangan yang tersisa, termasuk akses ke teknologi, perlunya peningkatan investasi, ketersediaan bahan baku untuk memastikan rantai pasok yang berkelanjutan, sumber daya manusia, dan penerapan otomasi digital.
Oleh karena itu, ia juga bertujuan untuk mendorong kolaborasi lebih lanjut dengan Bio Farma dan produsen Indonesia lainnya dalam mengembangkan inovasi vaksin dan memastikan ketersediaannya untuk masyarakat.
Susanti menyatakan bahwa ia akan mencari organisasi pendanaan dan stakeholder terkait lainnya untuk mendukung pengembangan ekosistem vaksin yang tangguh di Indonesia dan mempromosikan akses setara ke vaksin berkualitas tinggi melalui harmonisasi dengan organisasi internasional terkait lainnya.
Dalam upaya mengatasi potensi pandemi di masa depan, DCVMN juga akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), yang memiliki misi memastikan ketersediaan vaksin untuk pandemi ini dalam waktu 100 hari.
Kolaborasi ini juga akan terus diperkuat untuk mendukung investasi yang diperlukan guna memperluas kapasitas pengembangan vaksin.
Pertemuan Tahunan ke-26 Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) 2025 berlangsung di Sanur, Denpasar, Bali, dari tanggal 29 hingga 31 Oktober 2025.
Susanti menyatakan optimisme bahwa pertemuan tersebut akan semakin memperkuat kolaborasi antar negara anggota DCVMN, sehingga memajukan kesehatan global.
Berita terkait: [Tautan ke berita tentang Bio Farma dan perlindungan kesehatan masyarakat]
Berita terkait: [Tautan ke berita tentang Bio Farma dan ekosistem vaksin yang tangguh]
Reporter: Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2025