Jakarta (ANTARA) – Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, mendorong ASEAN untuk mempertimbangkan kembali kebijakan moratoriumnya dalam menerima mitra wicara baru. Ini merupakan bentuk sambutan atas ketertarikan dari negara lain, terutama Turki.
“Indonesia berada dalam posisi untuk mempertimbangkan secara positif permintaan mengenai aplikasi Turki untuk menjadi mitra wicara,” ujarnya dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM), yang merupakan bagian dari KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur pada Sabtu.
Menurut pernyataan tertulis dari kementerian, Sugiono mendorong ASEAN agar tetap terbuka untuk berdialog dengan Turki, bahkan jika proposalnya “tidak dapat disahkan langsung atau sebelum tahun 2026.”
Dia menyarankan untuk melanjutkan keterlibatan melalui mekanisme yang diinisiasi ASEAN, seperti pertemuan bilateral terbuka atau format dialog lainnya.
Menteri memandang keterbukaan ini untuk berinteraksi dengan Turki sebagai calon mitra wicara ASEAN menunjukkan kemampuan ASEAN dalam merespons secara efektif situasi regional dan global yang terus berubah.
Dia menekankan bahwa memperluas mitra wicara ASEAN akan sejalan dengan upaya bersama untuk menghadapi situasi global yang semakin dinamis dan tidak terduga, di mana tantangan baru membutuhkan respons yang kuat.
“Ini tentunya membutuhkan pendekatan yang lebih fleksibel, seimbang, dan berorientasi masa depan, yang dipimpin oleh ASEAN,” tegasnya.
Memperkuat kemitraan strategis dengan pihak eksternal juga akan memperkuat upaya ASEAN untuk menjaga persatuan dan sentralitasnya di kawasan, tambah Menteri.
Dalam semangat yang sama, Sugiono menyampaikan dukungan Indonesia agar ASEAN meningkatkan dialog dan kerja sama dengan Papua Nugini.
KTT ASEAN ke-47 dijadwalkan berlangsung di Kuala Lumpur pada 26–28 Oktober 2025, dengan tema “Membentuk Masa Depan yang Tangguh dan Inklusif Bersama.”
Saat ini, Turki memiliki status sebagai mitra dialog sektoral, yang membatasi keterlibatannya pada area kerjasama tertentu.