Kupang (ANTARA) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi telah menaikkan status Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, dari Level II (waspada) menjadi Level III (siaga) sejak Rabu.
Peningkatan ini menyusul lonjakan aktivitas vulkanik di Gunung Ile Lewotolok sejak 27 Juni 2025, kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam pernyataan yang diterima pada Kamis.
Aktivitas tersebut ditandai dengan kolom erupsi yang mencapai ketinggian 1.200 meter dari puncak, disertai lontaran material pijar ke arah tenggara dan timur laut sejauh 1.500 meter.
"Erupsi ini juga disertai suara gemuruh dan dentuman keras, yang khas dari aktivitas vulkanik dalam fase erupsi," kata Wafid.
Menurut catatan, tercatat 2.482 gempa erupsi, 4 gempa longsoran, 348 gempa hembusan, 11 gempa harmonik, 16 gempa tektonik jauh, serta 8 gempa vulkanik dangkal dan dalam di Gunung Ile Lewotolok dari 16 Juni hingga 2 Juli.
Secara visual, gunung terlihat jelas kecuali saat berkabut. Asap kawah teramati tipis hingga tebal berwarna putih, dengan ketinggian 10–600 meter dari puncak. Sementara kolom erupsi berwarna putih keabu-abuan hingga hitam, setinggi 100–1.200 meter.
PVMBG mengimbau warga, pengunjung, pendaki, dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah.
Warga juga diminta waspada terhadap longsoran atau lontaran material pijar serta awan panas ke sektor selatan, tenggara, barat, dan barat laut gunung.
"Kami menghimbau masyarakat agar tidak panik jika mendengar suara gemuruh atau dentuman dari kawah Gunung Ile Lewotolok, karena ini merupakan ciri khas aktivitas vulkanik saat erupsi," jelas PVMBG.
Dentuman kuat dapat menyebabkan bangunan, terutama kaca jendela dan pintu, bergetar.
Pemerintah daerah dan warga diharap terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape.
Masyarakat juga dimonitor informasi resmi dari Badan Geologi melalui aplikasi Magma Indonesia (https://magma.esdm.go.id) atau media sosial Badan Geologi.
Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025