Indonesia Mengutuk Serangan di Rumah Sakit Anak di Ibukota Ukraina

Pemerintah Indonesia dengan tegas mengutuk serangan baru-baru ini terhadap fasilitas sipil di ibu kota Ukraina, Kyiv, termasuk rumah sakit anak-anak, yang mengakibatkan korban sipil.

“Serangan ini melanggar hukum internasional; ada aturan perang,” kata Kementerian Luar Negeri dalam unggahan di media sosialnya pada Kamis.

Kementerian juga mendesak semua pihak untuk melakukan upaya perdamaian guna memastikan perang di Ukraina dihentikan untuk selamanya.

Pada hari Senin, sehari sebelum KTT Washington 2024, di mana para pemimpin dari 32 negara anggota Organisasi Traktat Atlantik Utara (NATO) bertemu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia melakukan serangan terhadap rumah sakit anak-anak di Kyiv.

Sementara itu, kepala administrasi militer kota Kyiv, Serhiy Popko, melaporkan kerusakan pada beberapa bangunan dan kendaraan di distrik Solomian, Holosiiv, Darnytsia, dan Sviatoshyn ibu kota akibat serpihan rudal.

Sebuah rumah sakit anak-anak di distrik Shevchenko termasuk bangunan yang rusak dalam serangan tersebut. Popko menginformasikan bahwa setidaknya tujuh warga tewas dan 25 lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov menolak tuduhan Zelenksyy. Dia menekankan bahwa militer Rusia hanya menyerang objek militer dengan senjata presisi tinggi untuk menghindari korban sipil.

“Kami tidak menyerang target sipil. Serangan dilakukan pada infrastruktur penting dan target militer,” ujar Peskov pada hari Selasa.

Pada saat yang sama, Panglima TNI membantah laporan tentang tentara bayaran Indonesia di Ukraina.

Prabowo, Zelenskyy membahas perdamaian global, keamanan di Singapura.

Penerjemah: Yashinta Difa P, Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  Menteri Mendorong Pemudik untuk Tidak Menggunakan Sepeda Motor