Indonesia Mengundang Investor untuk Menghadiri Pameran Udara Internasional Bali 2024

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengundang para investor dan pelaku bisnis untuk menghadiri Bali International Airshow 2024 guna menjelajahi peluang di industri penerbangan Indonesia.

Pameran ini akan berlangsung di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada 18-21 September 2024 dan akan menampilkan keunggulan dalam industri penerbangan dan pertahanan udara Indonesia.

“Kami mengundang semua investor dan pelaku bisnis untuk menghadiri Bali International Airshow 2024, yang merupakan pameran penerbangan Indonesia pertama dalam 30 tahun, guna melihat lebih banyak peluang di industri penerbangan di Indonesia,” kata Jodi Mahardi, Wakil Menteri Koordinator Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi di Jakarta pada hari Rabu.

Acara ini menyediakan platform khusus untuk peserta memamerkan produk, layanan, dan keahlian mereka kepada pasar industri, para profesional, dan pengaruh global.

Mahardi menyatakan bahwa Indonesia, dengan lokasinya yang strategis secara geografis, diproyeksikan sebagai pusat penerbangan masa depan bagi negara-negara di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Hal ini juga didasarkan pada potensi konektivitas, keuntungan biaya, dan kualitas pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO) di Indonesia.

“Industri penerbangan di Indonesia adalah pilar ekonomi inti, dan perannya diharapkan akan tumbuh secara signifikan dalam mewujudkan Indonesia Emas (Visi 2045),” tegasnya.

Saat ini, sekitar 194 juta orang terbang di Indonesia setiap tahun, dengan sekitar 33 juta di antaranya adalah penumpang penerbangan internasional.

Secara total, terdapat 492 bandara di Indonesia, di mana 47 di antaranya adalah bandara internasional, sementara 25 operator aktif menangani sekitar 1,7 juta ton kargo per tahun, dan terdapat 466 pesawat TNI Angkatan Udara dengan 78 pesawat tempur dan 191 helikopter.

“Pasar dirgantara dan pertahanan Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama didorong oleh kunjungan turis asing yang kuat serta fokus pemerintah dalam memperkuat kemampuan pertahanan dan keamanan,” ujar Mahardi.

MEMBACA  Invasi Rusia ke Ukraina Terus Berlanjut, Jembatan Kursk Kedua Hancur

Ia menyatakan bahwa penerbangan Indonesia berada dalam tren naik, dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang diproyeksikan sebesar 5 persen dalam lima tahun mendatang.

Tren positif ini mencerminkan peningkatan permintaan akan transportasi udara dan memberikan berbagai peluang bagi para pemangku kepentingan di industri penerbangan.

Indonesia menempati peringkat keempat dalam pasar perjalanan udara secara global, dengan beberapa peluang penerbangan sipil dan pendorong pertumbuhan yang kuat dalam industri tersebut.

“Fokus pemerintah adalah pada pariwisata dengan pengembangan program ’10 Bali Baru’, pertumbuhan populasi kelas menengah, peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas menggunakan transportasi udara, dan pembangunan jaringan infrastruktur bandara yang kuat dengan target pengembangan 50 bandara dalam 25 tahun mendatang,” katanya.

Selain itu, Indonesia berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dalam pengembangan bahan bakar aviasi berkelanjutan (SAF). Persiapan kebijakan yang komprehensif mengenai hal tersebut sedang dipercepat.

Fokusnya bukan hanya pada pembuatan dan pemasaran SAF, tetapi pemerintah juga memberikan prioritas dalam menyediakan bahan baku yang tepat sesuai dengan karakteristik dan keunggulan komoditas Indonesia.

Ini termasuk dalam memperkuat pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku SAF.

Berita terkait: Peningkatan volume perjalanan udara lebih tinggi dibandingkan dengan mode transportasi lainnya: kementerian

Berita terkait: Kementerian Perhubungan menetapkan aturan perjalanan udara domestik dan luar negeri baru

Penerjemah: Ade Irma Junida, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024