Kementerian Ketenagakerjaan aktif memperkuat kerja sama dengan Jepang di sektor perawat, dengan fokus khusus pada memfasilitasi penempatan pekerja migran Indonesia. Sekretaris Jenderal Anwar Sanusi menyatakan optimisme tentang potensi kerja sama yang substansial setelah pertemuan dengan perwakilan industri perawat Jepang pada Jumat. Mengakui kekurangan yang akut akan perawat di Jepang, ia menekankan pentingnya kemitraan ini. “Saya memahami bahwa permintaan akan perawat, seperti yang disebutkan, sangat tinggi,” ujarnya selama pertemuan yang diadakan di kantor Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta. Mengingat populasi Jepang yang menua, memperkuat hubungan di bidang ini sangat penting. Sanusi juga mengungkapkan bahwa Indonesia dan Jepang saat ini sedang bernegosiasi untuk memperpanjang Nota Kesepahaman tentang Pekerja Terampil Khusus (MoC SSW), sebuah proposal yang awalnya dibahas di Tokyo pada bulan April lalu dengan Fukuhara Nobuko, Direktur Jenderal Departemen Manajemen dan Dukungan Residensi dari Badan Layanan Imigrasi Kementerian Kehakiman Jepang. Dalam pertemuan Jumat, Koji Kurusu, CEO dari Grup Azalee, penyedia layanan perawatan perawat, menunjukkan minat yang besar untuk berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia dalam menangani krisis tenaga kerja perawat di Jepang. Dia mengusulkan peningkatan jumlah perawat Indonesia di Jepang dan menyarankan area kerja sama, termasuk program pelatihan, penciptaan lapangan kerja, dan pertukaran teknologi. Kurusu juga menawarkan untuk berbagi pengalaman Jepang dalam mengelola populasi yang menua. Berita terkait: Indonesia berupaya meningkatkan magang di Jepang Berita terkait: Indonesia, Yordania untuk bekerja sama dalam penempatan pekerja. – Copyright © ANTARA 2024