Seiring dengan memasuki musim hujan, Kementerian Kesehatan mempromosikan vaksinasi dengue komprehensif untuk menekan kasus demam berdarah.
Agus Handito, perwakilan tim kerja arbovirus kementerian, mengatakan bahwa jumlah kasus demam berdarah di Indonesia masih cukup tinggi dan seringkali menyebabkan wabah dan kematian.
\”Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, terutama dengan menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk, kami masih melihat kasus fluktuatif setiap tahun,\” katanya saat berbicara dalam acara talk show tentang ancaman demam berdarah pada hari Sabtu.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Indonesia mengalami lonjakan kasus demam berdarah, dengan 88.593 kasus terkonfirmasi dan 621 kematian yang tercatat hingga 30 April—sekitar tiga kali lipat lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hingga pekan ke-42 tahun 2024, telah terdeteksi 203.921 kasus demam berdarah dengan 1.210 kematian.
Sebagai bagian dari upaya untuk mencapai nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030, kementerian telah meningkatkan upaya untuk mendorong masyarakat untuk mendapatkan dosis lengkap vaksin dengue melalui gerakan #Ayo3MPlusVaksinDBD.
Hingga saat ini, dua jenis vaksin dengue telah disetujui untuk distribusi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Mereka dapat diperoleh melalui skema berbayar.
Handito mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan terus melakukan studi untuk mendapatkan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) agar vaksin tersebut dapat digunakan dalam program nasional.
Kementerian juga menggunakan metode Wolbachia, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Yogyakarta dan negara lain seperti Brasil, Australia, dan Vietnam, yang terbukti efektif dalam mencegah penyebaran demam berdarah.
Berita terkait: Jakarta mengandalkan metode Wolbachia untuk pengendalian demam berdarah
Berita terkait: Indonesia mencatat 799 kematian akibat demam berdarah hingga pekan ke-23, kasus melampaui 2023
Penerjemah: Hana Dewi, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024