Kementerian Kesehatan Indonesia mendorong masyarakat untuk memanfaatkan program pemeriksaan kesehatan gratis yang diluncurkan untuk mengatasi beban tiga kali lipat penyakit.
“Terkait pemeriksaan kesehatan gratis yang akan dimulai pada Februari tahun ini, diperlukan strategi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” kata Rima Damayanti, kepala tim kerja integrasi layanan kesehatan primer Kementerian Kesehatan, dalam sebuah webinar pada hari Senin.
Indonesia menghadapi tantangan besar dengan beban tiga kali lipat penyakit, yang mencakup penyakit menular, penyakit tidak menular, dan penyakit menular baru yang muncul, seperti Ebola, COVID-19, dan H5N1.
Survei Kesehatan Indonesia 2023 (SKI) mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan di berbagai kelompok usia.
Pada bayi dan balita, tingkat stunting mencapai 21,5 persen, sedangkan wasting tercatat sebesar 8,5 persen. Pada anak sekolah dan remaja, survei menemukan masalah seperti merokok (7,4 persen), anemia (15,6 persen), dan masalah kesehatan mental (34,9 persen).
Kondisi yang lebih parah terjadi pada orang dewasa, dengan obesitas mencapai 23,4 persen, hipertensi 30,8 persen, dan diabetes mellitus tipe 1 (DM1) 1,6 persen.
“Namun, upaya pemeriksaan kesehatan masih kurang dimanfaatkan. Saat ini, kurang dari 50 persen—hanya 39,87 persen—dari populasi telah menjalani pemeriksaan untuk penyakit tidak menular,” ujar Damayanti.
Ia menekankan bahwa banyak individu yang berusia di atas 20 tahun belum pernah menjalani pemeriksaan kesehatan penting.
Data menunjukkan bahwa 80,82 persen belum pernah mengukur lingkar pinggang mereka, 62,6 persen tidak pernah memeriksa kadar gula darah mereka, 61,6 persen belum pernah memeriksa kadar kolesterol mereka, 36,61 persen belum pernah memantau berat badan mereka, dan 32,6 persen belum pernah mengukur tekanan darah mereka.
Damayanti menekankan pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan untuk mengurangi keparahan penyakit, meningkatkan hasil pengobatan, dan meningkatkan efisiensi pengeluaran kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan akan dilakukan di 10.000 puskesmas dan sekitar 15.000 hingga 20.000 klinik swasta untuk melayani 280 juta penduduk Indonesia.
Pemeriksaan untuk anak di bawah lima tahun, orang dewasa, dan lansia akan dilakukan pada ulang tahun mereka. Namun, untuk anak hingga usia 18 tahun, pemeriksaan akan dilakukan di sekolah bukan pada ulang tahun mereka.
Pemerintah telah mengalokasikan Rp4,7 triliun (lebih dari US$288,5 juta) untuk program tersebut, dengan tujuan mencapai 60 juta penduduk Indonesia tahun ini.
Berita terkait: Pemeriksaan kesehatan gratis direncanakan dimulai pada bulan Februari: Kementerian Kesehatan
Berita terkait: Presiden alokasikan Rp4,7 triliun untuk program pemeriksaan kesehatan gratis
Translator: Andi Firdaus, Yashinta Difa
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025