Jakarta (ANTARA) – Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memperluas kerja sama bantuan hukum timbal balik yang komprehensif (MLA) mengenai ekstradisi dengan Swiss.
“Meskipun saat ini tidak ada masalah dalam hubungan bilateral kita, kita harus mengantisipasi perkembangan potensial, karena segala sesuatu bisa terjadi di masa depan,” kata Agtas saat bertemu dengan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder, pada Rabu (26 Februari 2025).
Beliau mencatat bahwa Indonesia dan Swiss telah menandatangani perjanjian MLA pada tahun 2019.
MLA diharapkan dapat diperluas di luar urusan hukum untuk mencakup bidang kerja sama lainnya.
Agtas juga mengungkapkan harapannya bahwa Swiss akan berpartisipasi dalam program prioritas pemerintah Indonesia, terutama di sektor hulu.
Beliau menyoroti reformasi perizinan usaha terbaru Indonesia melalui sistem Online Single Submission (OSS), yang bertujuan untuk memudahkan berbisnis.
“Kami bertekad bahwa pada tahun 2026, sebanyak 500 layanan di Kementerian Hukum akan semuanya dilakukan secara digital. Tentu saja, hal itu akan memudahkan Swiss untuk berinvestasi,” katanya.
Lebih lanjut, beliau menggambarkan kerja sama antara Indonesia dan Swiss melalui Indonesia-EFTA CEPA sebagai inisiatif yang baik yang perlu ditingkatkan.
Selama negosiasi Indonesia-EFTA CEPA, Kementerian Hukum memainkan peran penting dalam menyusun regulasi untuk memastikan bahwa investasi yang masuk aman dan didukung oleh kepastian hukum, tambahnya.
Agtas mengungkapkan harapannya bahwa, mengingat hubungan bilateral yang kuat, Swiss dapat menjadi salah satu investor terbesar Indonesia di bidang perdagangan dan industri.
“Kami memiliki bahan baku berkualitas tinggi, dan kami yakin bahwa Swiss dapat menjadi gerbang bagi produk pertanian Indonesia, membantu mereka mendapatkan penerimaan yang lebih luas di Eropa,” jelasnya.
Sebagai tanggapan, Duta Besar Zehnder mengatakan bahwa beliau telah melakukan diskusi dengan beberapa kementerian Indonesia serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia untuk mengidentifikasi peluang investasi yang menjanjikan.
“Kami juga membahas peta jalan pertumbuhan ekonomi di kedua negara, jadi kami berharap bahwa akan lebih mudah bagi Swiss untuk berinvestasi di Indonesia,” tambahnya.
Berita terkait: Indonesia, Swiss bekerja sama dalam pendidikan vokasional sistem ganda
Berita terkait: RI, Swiss berupaya meningkatkan kerja sama di bidang ketenagakerjaan
Berita terkait: Presiden dorong peninjauan regulasi yang tidak mendukung swasembada
Penerjemah: Agatha Olivia Victoria, Yashinta Difa
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025