Phnom Penh (ANTARA) – Indonesia terus memperkuat diplomasi budaya dengan Kamboja untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara, menurut Direktur Diplomasi Publik di Kementerian Luar Negeri Ani Nigeriawati.
Indonesia telah melakukan serangkaian kebijakan dan program untuk memperkuat kontak antarwarga dengan Kamboja, katanya saat memberikan kuliah umum di Royal University of Fine Arts, Phnom Penh, Kamboja, pada hari Rabu.
Nigeriawati mengatakan bahwa Indonesia menawarkan program beasiswa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kamboja untuk lebih mengenal Indonesia.
Mereka termasuk program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri pada tahun 2003. Saat ini, program tersebut memiliki lebih dari 1.071 alumni yang tersebar di 84 negara.
Kamboja adalah salah satu negara dengan jumlah alumni terbanyak, yaitu 24. Untuk alasan ini, Kamboja dipilih sebagai tuan rumah BSBI 2024 dan juga menjadi negara pertama yang mengadakan pertemuan alumni (program penyegaran).
“Program ini bertujuan untuk mempromosikan diplomasi budaya yang lebih kuat dengan Kamboja, dan ini telah menjadi bagian dan komitmen Presiden (Prabowo Subianto),” katanya.
Sementara itu, upaya untuk memperkuat diplomasi budaya dengan Kamboja juga dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melalui diplomasi kuliner, mode, dan film.
Menurutnya, film adalah salah satu sektor yang menarik yang dapat dikembangkan, mengingat bahwa film-film Indonesia—terutama film horor—populer di Kamboja.
Oleh karena itu, Indonesia berencana untuk mengadakan festival film dan kuliner di Kamboja tahun depan.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor Royal University of Fine Arts San Phalla mengatakan bahwa peningkatan dan penguatan kerjasama di bidang pendidikan, seni, dan budaya merupakan salah satu agenda peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Berita terkait: Prabowo menyetujui undang-undang tentang kerjasama pertahanan RI dengan lima negara
Berita terkait: Prabowo mengunjungi 4 negara ASEAN untuk memperkuat kerjasama pertahanan
penerjemah: M. Arief Iskandar, Yashinta Difa
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024