Indonesia Meminta Kewaspadaan Setelah Serangan Iran terhadap Israel

Jakarta (ANTARA) – Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi situasi di Timur Tengah dan mendesak Iran dan Israel untuk menahan diri setelah serangan rudal yang dilakukan Iran terhadap Israel pada Sabtu (13 April).

Kementerian Luar Negeri Indonesia juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera merespons eskalasi konflik guna mencegah agar tidak meluas di wilayah Timur Tengah.

“Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak untuk meredakan ketegangan dan terus bekerja menuju perdamaian yang langgeng di Timur Tengah,” menurut pernyataan kementerian yang dipublikasikan di media sosialnya pada Minggu (14 April) malam.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB harus mengambil tindakan untuk mengakhiri pendudukan ilegal Palestina dan berbagai pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel, kata kementerian.

Indonesia juga menekankan bahwa penyelesaian yang adil terhadap isu Palestina melalui realisasi solusi dua negara akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas regional.

Hostilitas yang kembali terjadi antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April.

Serangan tersebut menewaskan sedikitnya tujuh perwira Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, termasuk dua jenderal penting. Iran menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan fatal tersebut.

Sebagai respons, Iran melakukan serangan balasan dengan meluncurkan rudal balistik dan drone ke Israel pada Sabtu malam.

Otoritas Israel mengklaim bahwa serangan tersebut berhasil dipatahkan. Salah satu pangkalan udara Israel mengalami kerusakan akibat serangan tersebut, meskipun hanya kerusakan minor yang terjadi.

Sesuai permintaan Israel, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada hari Minggu (14 April) waktu setempat.

Dalam suratnya kepada presiden Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mendesak PBB untuk “secara tegas mengutuk Iran atas pelanggaran serius” dan segera menyatakan IRGC sebagai organisasi teroris.

MEMBACA  Saham Tesla turun 3% setelah pengiriman Q3 di bawah perkiraan

Hal ini terjadi meskipun selama enam bulan terakhir, Israel telah dengan tegas mengkritik Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengabaikan resolusi PBB yang meminta negara tersebut untuk menghentikan hostilitasnya.

Berita terkait: Tidak ada rencana untuk merestorasi hubungan dengan Israel: Kementerian Luar Negeri

Berita terkait: Ketua DPR mengecam kekerasan Israel di Gaza dalam pertemuan IPU

Berita terkait: Menlu Marsudi menyerukan tindakan bersama terkait Palestina dengan utusan Arab

Penerjemah: Yashinta Difa P, Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024