Indonesia Manfaatkan Universitas untuk Akhiri Kemiskinan Ekstrem pada 2026

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menyerukan partisipasi lebih besar dari universitas dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui program pengabdian masyarakat.

Dalam pernyataan pada Minggu, dia menekankan bahwa program seperti ini sangat penting untuk mempercepat penurunan kemiskinan di Indonesia. Menurutnya, inisiatif ini memungkinkan mahasiswa berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan disiplin ilmu mereka.

"Kita harus mengintegrasikan temuan ilmiah sebagai bagian penting dalam mengatasi kemiskinan," ujarnya.

Menteri berharap keterlibatan mahasiswa dapat membantu menciptakan ekosistem pemberdayaan yang efektif. Dia mencatat bahwa pemberdayaan masyarakat membutuhkan kolaborasi semua pemangku kepentingan untuk mempercepat pengurangan kemiskinan.

Untuk mendukung upaya ini, Kemenko PMK akan terus mengoordinasikan program pengentasan kemiskinan di seluruh Indonesia, dengan tujuan mencapai nol persen kemiskinan ekstrem pada 2026.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto yakin Indonesia bisa menghilangkan kemiskinan jauh sebelum 2045, karena ekonomi negara diproyeksikan masuk enam besar dunia.

Presiden juga telah mengeluarkan Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, menginstruksikan semua instansi terkait untuk melaksanakan program yang akurat dan terpadu guna menghapus kemiskinan.

Berita terkait: RI Govt launches program to tackle extreme poverty

Berita terkait: Indonesia shifts poverty-elimination strategy from aid to empowerment

Penerjemah: Anita Permata, Raka Adji
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Eni Joe Persembahkan Koleksi Kebaya Batik Betawi di Balai Kota Jakarta