Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pertahanan mengirim gelombang keempat Tim Kesehatan TNI untuk merawat warga yang terluka di zona konflik Palestina.
Pengiriman tim ini merupakan bagian dari operasi militer non-tempur TNI untuk mendukung perdamaian global.
Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto menyatakan dalam keterangan pada Kamis bahwa tim ini terdiri dari 25 personel.
Mereka ahli di berbagai bidang, termasuk ortopedi, anestesi, penyakit dalam, radiologi, rehabilitasi medis, keperawatan, analisis kesehatan, dan farmasi.
Menurut Taufanto, Tim Kesehatan TNI akan bertugas di Rumah Sakit Lapangan Raffah, Palestina, dan Rumah Sakit Apung Al Arish.
Mereka akan menggantikan gelombang ketiga Tim Kesehatan TNI yang sebelumnya bertugas di Rumah Sakit Apung UAE di Al Arish.
Wakil menteri mencatat bahwa gelombang ketiga telah memberikan kontribusi signifikan, melayani 7.247 pasien dan melakukan 131 prosedur bedah selama masa tugasnya.
Oleh karena itu, ia mendorong tim kesehatan yang baru untuk bekerja secara profesional dan tekun demi kemanusiaan.
"Misi ini adalah tugas yang sangat mulia, bentuk pelayanan kepada umat manusia. Kalian akan membantu orang-orang yang sangat membutuhkan," katanya kepada personel tim dalam upacara pelepasan di kantor Kemenhan.
Taufanto berharap Tim Kesehatan TNI dapat memberikan bantuan efektif bagi warga Palestina dan menjaga nama baik Indonesia di dunia internasional.
"Jaga nama baik itu dengan menjalankan tugas sebaik mungkin," tegasnya.
Sebelumnya, pada Rabu, pemerintah Indonesia mengirim 800 ton bantuan, termasuk makanan, obat-obatan, pakaian, dan kebutuhan pokok lain untuk warga Gaza.
Bantuan ini diantar oleh pesawat Hercules C-130 TNI AU dengan metode air drop, menjatuhkan pasokan ke lokasi yang ditentukan di Gaza.
TNI berkoordinasi dengan militer Yordania untuk memastikan keamanan selama operasi. Pihak Yordania memberikan koordinat tepat untuk airdrop, mengidentifikasi 10 titik penurunan yang aman di Gaza.
Translator: Walda Marison, Resinta Sulistiyandari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025