Bogor (ANTARA) – Limbah makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bisa mendukung ekonomi sirkular dengan didaur ulang menjadi kredit karbon, menurut Badan Gizi Nasional (BGN).
Juru bicara BGN, Dian Fatwa, menyatakan di Bogor, Jawa Barat pada Selasa, bahwa kredit karbon dapat dihasilkan dari beberapa sumber, termasuk mangrove, lahan gambut, dan limbah makanan. Namun, dia mencatat bahwa perdagangan karbon yang melibatkan mangrove dan gambut lebih kompleks karena persyaratan birokrasi, sedangkan limbah makanan menawarkan alternatif yang lebih sederhana.
“Apakah semua limbah bisa dijadikan kredit karbon? Tidak. Hanya limbah yang bisa ditimbang, diukur, dan diverifikasi oleh standar internasional,” katanya.
Fatwa menjelaskan bahwa kredit karbon dari pengolahan limbah makanan diperdagangkan di pasar sukarela. Ini berbeda dengan pasar wajib, di mana perusahaan diharuskan membeli kredit karbon untuk mengimbangi emisi mereka.
Masalahnya dengan menjual kredit karbon di pasar sukarela adalah kredit yang dijual disana tidak termasuk upaya atau komitmen nasional terhadap Perjanjian Paris untuk perubahan iklim, dia menekankan.
Inisiatif ini sebelumnya dijalankan oleh Yayasan Jimmy Hantu di Bogor, Jawa Barat, yang menjalankan program daur ulang limbah makanan di mana sisa MBG diolah menjadi kompos dan biogas, sementara sebagian limbah dipakai untuk pakan maggot yang kemudian menjadi pakan ternak.
Dia mengatakan yayasan awalnya tidak sadar bahwa praktik pengelolaan limbah sederhana mereka berpotensi menciptakan dampak lingkungan dan ekonomi yang lebih luas.
“Apa yang dijalankan Pak Jimmy punya manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan sebenarnya punya potensi bisnis,” ujarnya.
Berdasarkan potensi ini, BGN mengeksplorasi cara untuk memperkuat ekonomi sirkular dengan memonetisasi kredit karbon dari limbah makanan.
Untuk mendukung upaya ini, badan tersebut berencana meluncurkan proyek percontohan, yang akan diumumkan kemudian.
Berita terkait: Waste-to-energy development phase to begin in January 2026: Minister
Berita terkait: Indonesia, Norway discuss plastic waste management at COP30
Reporter: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025