Indonesia Gelar Forum Akademik untuk Perkuat Narasi Perdamaian di Gaza

Menteri Agama Indonesia, Nasaruddin Umar, meluncurkan serangkaian forum diskusi di empat universitas Islam negeri pada hari Senin untuk memperkuat narasi perdamaian Indonesia mengenai Gaza.

Inisiatif ini dimulai dari UIN Makassar di Sulawesi Selatan dan akan dilanjutkan di UIN Medan, UIN Surabaya, dan UIN Jakarta. Kesimpulan dari diskusi ini nantinya akan diserahkan ke Kementerian Luar Negeri sebagai masukan untuk diplomasi internasional.

Umar menyampaikan hal ini saat membuka seminar internasional di UIN Makassar yang bertajuk “Peran Kunci Presiden Prabowo Subianto dalam Mempromosikan Perdamaian di Gaza.” Seminar ini dihadiri oleh akademisi global, termasuk profesor dari Boston University, Robert W. Hefner.

Umar mengatakan pidato Presiden Prabowo mengenai konflik Israel-Palestina di Sidang Umum PBB ke-80 di New York pada bulan September lalu menarik perhatian internasional yang kuat. Para pengamat luar negeri bahkan menyebutnya dengan frasa “Solusi Prabowo,” dengan beberapa komentator menjuluki pemimpin Indonesia itu sebagai “Soekarno Kedua,” merujuk pada presiden pertama Indonesia yang dikenal dengan sikap anti-kolonialnya.

Pernyataan Prabowo itu menjadi viral di luar negeri dan mencerminkan pengakuan internasional yang tumbuh terhadap upaya diplomasi Indonesia. Seruan Prabowo untuk solusi dua negara disebut telah mempengaruhi diskusi global dan membantu meredakan ketegangan.

Pemerintah kini sedang menyusun rencana pasca-konflik untuk Palestina, mengingat kebutuhan rekonstruksi dan kemanusiaan akan sangat besar begitu pertempuran berakhir. Menteri Umar juga menyoroti proposal Prabowo untuk mengirim 20.000 pasukan TNI ke Gaza sebagai bagian dari pasukan perdamaian potensial. Pasukan Indonesia dapat membantu bertindak sebagai mediator dan menjaga ketertiban, sehingga memungkinkan pihak-pihak yang berkonflik untuk membuat kemajuan menuju perdamaian.

Umar menekankan bahwa upaya Indonesia ini berakar pada prinsip-prinsip konstitusi dan dukungan kebijakan luar negeri selama beberapa dekade untuk kemerdekaan Palestina. Diskusi di universitas ini akan menjadi platform untuk menyempurnakan narasi Indonesia, membangun keterlibatan akademik, dan memperkuat perannya sebagai advokat perdamaian.

MEMBACA  10 Negara dengan Aktivitas Berjalan Kaki Terendah di Dunia, Indonesia Peringkat Pertama