Jakarta (ANTARA) –
Indonesia terbuka untuk ekspor beras ke negara-negara Asia Tenggara lain setelah menyetujui rencana pengiriman beras ke Malaysia.
Hal ini diumumkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam acara di Jakarta pada Jumat yang merayakan keberhasilan Indonesia mengamankan cadangan beras 4 juta ton.
“Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa pemerintah bersedia menyuplai beras ke negara yang membutuhkan, terutama negara tetangga,” kata Sulaiman.
Namun, dia menekankan bahwa ekspor beras hanya akan diizinkan setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi sepenuhnya.
“Tentu saja, kebutuhan domestik jadi prioritas,” tegasnya.
Sulaiman mengatakan Indonesia berencana mengekspor 2.000 ton beras per bulan ke Malaysia melalui kerja sama bisnis ke bisnis.
“Rencananya, beras akan dikirim dari Kalimantan Barat, wilayah terdekat dengan Malaysia,” tambahnya.
Dia menyatakan bahwa pemerintah akan membiarkan pelaku bisnis memutuskan waktu pengiriman.
Pada 22 Mei, Sulaiman mengungkapkan bahwa Malaysia tertarik mengimpor beras dari Indonesia karena harga di sana naik.
“Mereka tanya apakah bisa impor beras dari Indonesia. Tapi saya bilang, untuk saat ini kami fokus menjaga stok beras dalam negeri,” ujarnya.
Pada 28 Mei, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memastikan bahwa Presiden Prabowo telah menyetujui rencana ekspor ini.
Dia menambahkan bahwa pelaku bisnis Malaysia meminta sekitar 2.000 ton beras per bulan, meski volumenya bisa disesuaikan dengan ketersediaan Indonesia.
Sudaryono juga mengatakan bahwa diskusi dengan pemerintah dan pebisnis Malaysia telah dilakukan, dan Indonesia menunggu mekanisme ekspor serta tindak lanjut resmi sebelum memulai pengiriman.
Berita terkait: Prabowo setujui rencana ekspor beras ke Malaysia: pejabat
Berita terkait: Indonesia maju percaya diri menuju swasembada pangan
Penerjemah: Putu Indah, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025