Indonesia, dua perusahaan Jepang bermitra dalam pelatihan industri.

Kementerian Perindustrian Indonesia telah menjalin kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia industri dengan dua perusahaan Jepang: Morimitsu Industry dan Asia Africa Research and Consulting Investment (AAIC).

Nota kesepahaman ditandatangani oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian, Masrokhan, CEO Morimitsu Industry Mitsusaki Shunji, dan Ketua AAIC Nakamura Hirohide di Nagasaki, Jepang, pada hari Selasa.

“Kami sangat senang bahwa Morimitsu Industry dan AAIC kini menjadi bagian dari pengembangan sumber daya manusia industri di Indonesia,” ujar Masrokhan dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu.

Morimitsu Industry adalah perusahaan pengolahan energi dan pembuatan mesin, sedangkan AAIC adalah perusahaan yang menawarkan layanan konsultasi terkait pengembangan bisnis dan energi terbarukan.

Masrokhan menyatakan bahwa dalam kerangka kerjasama tersebut, pemerintah akan memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa Politeknik ATI Kementerian di Makassar, Sulawesi Selatan, di dua perusahaan tersebut.

Kementerian mengelola 13 perguruan tinggi dan sembilan sekolah menengah kejuruan di seluruh Indonesia, dengan jumlah lulusan mencapai 6.000 setiap tahun.

Semua unit pendidikan kejuruan Kementerian telah secara bersama-sama melaksanakan satu batch Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) pada 2-31 Mei bagi mereka yang ingin diterima di unit-unit tersebut. Sebanyak 50.737 orang berpartisipasi dalam proses penerimaan.

JARVIS bertujuan untuk menyerap para pemuda Indonesia ke dalam unit-unit pendidikan kejuruan dan membimbing mereka untuk menjadi pekerja atau wirausahawan yang mampu.

Satu batch lain dari JARVIS akan segera dibuka dan berlangsung hingga 31 Juli.

Berita terkait: Indonesia, Jepang menjajaki kerja sama otomotif yang lebih kuat

Berita terkait: Indonesia akan mempelajari program makan siang gratis dari Jepang: Menteri Hartarto

Penerjemah: Ahmad M, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  Satu lagi penyiar mendapatkan hak untuk menayangkan debat presiden