Beijing (ANTARA) – Komite Indonesia-Tiongkok Kamar Dagang (KIKT) telah menegaskan lagi komitmennya untuk memperluas dan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai sektor dengan Provinsi Xinjiang di Tiongkok.
Wakil Kepala KIKT Jona Widhagdo Putri menyatakan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Sabtu bahwa kerja sama tidak hanya terbatas pada perdagangan, tetapi juga akan mencakup pengembangan rantai pasok, penguatan industri halal, dan penciptaan peluang jangka panjang yang saling menguntungkan.
Komitmen ini ditonjolkan selama “Konferensi Pertukaran Ekonomi dan Perdagangan China (Xinjiang)–Indonesia” yang diselenggarakan di Jakarta pada Kamis, 21 Agustus, dan diorganisir oleh KIKT bersama dengan Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC).
Putri mencatat bahwa kemitraan antara Indonesia dan Xinjiang didasarkan pada saling hormat dan timbal balik. Kedua belah pihak juga memiliki kesamaan karakteristik yaitu memiliki populasi Muslim yang besar, yang menurutnya memperkuat fondasi kerja sama.
Dia menunjukan bahwa kekuatan industri Xinjiang di bidang pertanian, logistik, energi, dan kesehatan sejalan dengan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
KIKT, tambahnya, berkomitmen untuk memfasilitasi dialog, menjembatani standar dan regulasi, serta memperkuat peran sektor swasta dalam meningkatkan hubungan Indonesia-Tiongkok.
“Dengan KIKT sebagai penggerak dan kepercayaan timbal balik sebagai kompas penuntun, kita dapat melangkah maju melampaui visi Indonesia Emas 2045 menuju masa depan yang tangguh, inklusif, dan sejahtera untuk kedua negara,” ujarnya.
Pada acara yang sama, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Wang Lutong menyatakan bahwa perdagangan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok mencapai US$62,96 miliar pada periode Januari–Mei 2025, meningkat 11 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dia menyatakan optimisme bahwa kerja sama akan terus berkembang dan menekankan komitmen Xinjiang untuk meningkatkan keterbukaannya terhadap Asia Timur dan Asia Tenggara.
Wakil Promosi Investasi di Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Nurul Ichwan, juga menyoroti pentingnya kerja sama strategis dengan Tiongkok di bidang-bidang seperti investasi dan transfer teknologi, yang telah membantu Indonesia mempertahankan pertumbuhan ekonomi selama kondisi pandemi COVID-19.
Dia menambahkan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk mendukung investor melalui perizinan, kawasan industri, zona ekonomi khusus, dan insentif lainnya.
Berita terkait: China responds to RI-US pact, stresses equal dialogue
Berita terkait: Bank Indonesia launches QRIS operation trials in China
Penerjemah: Desca Lidya N, Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025