Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh di Hanoi, Vietnam, pada Jumat (12 Januari), di mana mereka sepakat untuk meningkatkan target perdagangan bilateral baru.
Kesepakatan ini tercapai setelah target sebesar 10 miliar dolar AS, yang ditetapkan untuk tahun 2023, tercapai pada tahun 2022.
“Saya yakin PM Chinh juga setuju untuk menetapkan target perdagangan di atas 15 miliar dolar AS untuk tahun 2028 dengan memperluas akses pasar dan mengurangi hambatan perdagangan,” kata presiden dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Biro Pers Sekretariat Presiden.
Ia juga memuji kemitraan strategis antara kedua negara yang telah menghasilkan berbagai kolaborasi konkret, seperti nota kesepahaman (MoU) tentang teknologi informasi dan komunikasi yang ditandatangani pada hari Jumat.
“Hal ini sejalan dengan tujuan kami untuk memperkuat kemitraan bilateral dengan memanfaatkan bonus demografi, digitalisasi, dan industri hightech untuk mencapai kemakmuran bersama,” tambah Jokowi.
Pertemuan antara kedua pemimpin juga membahas sektor investasi di mana Presiden Jokowi memuji peningkatan investasi oleh perusahaan-perusahaan Indonesia di Vietnam dan berharap agar PM Chinh terus mendukung iklim investasi yang baik.
“Kami meminta PM Chinh untuk mendorong iklim investasi yang mengutamakan aspek perlindungan investor sesuai dengan kesepakatan antara kedua negara dan Kesepakatan Investasi Komprehensif ASEAN,” ujar Jokowi.
Presiden kemudian meminta dukungan PM Chinh untuk memastikan impor beras dari Vietnam ke Indonesia berjalan lancar.
Selain itu, kepala negara Indonesia juga mencari peningkatan kerja sama di sektor pertanian melalui penelitian tentang kontrol kualitas dan pertanian pintar, mendorong implementasi MoU tentang kerja sama perikanan, dan memberantas penangkapan ikan ilegal, tak dilaporkan, tak teratur (IUU).
Terkait kerja sama di sektor energi terbarukan, Presiden Jokowi menyambut baik komitmen investasi senilai 1,2 miliar dolar AS (setara dengan Rp18,7 triliun) dari produsen otomotif Vietnam, VinFast, untuk pengembangan mobil listrik dan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Ia berharap komitmen ini akan mendorong kolaborasi antara negara-negara di Asia Tenggara untuk mencapai kemandirian dalam industri energi terbarukan.
Jokowi juga berterima kasih kepada Vietnam atas dukungannya selama kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun lalu.
“ASEAN masih memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan krisis Myanmar. Oleh karena itu, Indonesia akan terus mendukung kepemimpinan Laos tahun ini,” katanya.
Berita terkait: Indonesia, Vietnam targetkan perdagangan bilateral senilai 15 miliar dolar AS pada 2028
Berita terkait: Menteri mendukung Vietnam untuk memperkuat investasinya di Indonesia
Penerjemah: Yashinta Difa P, Resinta Sulistiyandari
Editor: Tia Mutiasari
Hak Cipta © ANTARA 2024