Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia bersama Southeast Asian Fisheries Development Center/Inland Fishery Resources Development and Management Department (SEAFDEC/IFRDMD) bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia guna mengurangi polusi mikroplastik di laut.
"Polusi mikroplastik adalah tantangan lintas batas yang semakin meningkat dan membutuhkan perhatian serius serta aksi kolaboratif," ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) I Nyoman Radiarta dalam pernyataan resmi di Jakarta, Sabtu.
Sinergi ini terwujud dalam Workshop tentang Mitigasi dan Kebijakan Strategis untuk Memerangi Polusi Mikroplastik di Perikanan Laut dan Air Tawar di Kawasan Asia Tenggara: "Memajukan Ekonomi Biru melalui Strategi Pengelolaan Polusi Plastik di Sistem Akuatik" di Jakarta, 2-3 Juli.
Kegiatan ini juga didukung oleh Japan-ASEAN Integration Fund (JAIF) dan dihadiri sekitar 40 peserta dari negara-negara Asia Tenggara dan Jepang.
Radiarta mengatakan bahwa dengan fokus pada mitigasi polusi mikroplastik, KKP mengambil langkah penting untuk membangun ekosistem perairan yang lebih sehat sebagai pondasi pembangunan berkelanjutan.
"Kekhawatiran global terhadap polusi plastik di laut semakin meningkat, dan urgensi yang sama harus diberikan pada sistem air tawar—terutama yang mendukung perikanan darat dan masyarakat lokal," tegasnya.
KKP telah meluncurkan beberapa inisiatif sebagai komitmen menangani polusi mikroplastik di laut, termasuk Bulan Cinta Laut, kampanye nasional yang melibatkan nelayan dan masyarakat lokal dalam pembersihan sampah laut serta promosi pengelolaan kelautan.
Selain itu, kegiatan lain meliputi penanganan Abandoned, Derelict, Lost Fishing Gear (ADLFG), pengelolaan sampah di pelabuhan perikanan, penguatan penegakan kebijakan, dan perluasan kampanye edukasi inklusif tentang konservasi laut dan air tawar.
Radiarta menyatakan bahwa workshop ini memberikan kesempatan untuk bertukar pengalaman, menghasilkan ide-ide inovatif, dan merumuskan kebijakan progresif demi meningkatkan kesehatan perikanan dan lingkungan perairan.
Melalui kolaborasi lintas batas dan disiplin, KKP berharap dapat mencapai solusi yang terukur, terintegrasi, dan berdampak besar untuk mengatasi polusi mikroplastik di laut.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal SEAFDEC Koichi Tahara berharap workshop ini mendorong kerja sama yang lebih erat, menghasilkan rekomendasi kebijakan yang bisa dijalankan, dan menetapkan mekanisme bersama yang jelas untuk memantau dan mengurangi polusi plastik.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa mikroplastik merupakan masalah serius polusi laut karena dapat mengancam keberlanjutan populasi perikanan.
Berita terkait: Perubahan gaya hidup kunci pengendalian sampah plastik Indonesia
Berita terkait: Mikroplastik bisa masuk tubuh manusia lewat beberapa cara: Ahli
Penerjemah: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2025