Bandung (ANTARA) – Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) meningkatkan kerjasama dengan Kedutaan Jerman di Jakarta untuk memperbaiki tata kelola penempatan pekerja migran terampil di Eropa, khususnya Jerman.
“Kolaborasi ini memperkuat semangat kami dan memberikan dukungan nyata untuk mendorong perbaikan menyeluruh,” ujar Menteri KP2MI Abdul Kadir Karding dalam pertemuan “Kemitraan Strategis Indonesia-Jerman: Memperkuat Tata Kelola Migrasi Tenaga Kerja di Indonesia” yang digelar di Jakarta pada Kamis.
Karding berharap kedua negara dapat memastikan tata kelola penempatan pekerja yang lebih baik, terutama untuk melindungi hak dan kesejahteraan warga Indonesia yang bekerja di Jerman dan negara Eropa lainnya.
Untuk mendukung komitmen ini, kedua pihak mengadakan dialog tingkat tinggi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan meluncurkan dua pusat layanan bagi pekerja migran.
Pertama, Pusat Informasi Terpadu Migrasi, Vokasi, dan Pembangunan Indonesia (MOVE-ID), yang diresmikan di Bandung dan Mataram. Inisiatif ini digagas oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) atas nama Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).
Pusat kedua, Southeast Asian Competence Center for Skilled Worker Migration to Germany (KSM), diluncurkan oleh Goethe-Institut Indonesien di Bandung.
Inisiatif ini diperkuat oleh Nota Kesepahaman (MoU) antara GIZ dan Goethe-Institut Indonesien.
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel, menjelaskan bahwa kerjasama ini muncul akibat tantangan demografi Jerman, dimana populasi menua dengan sedikit warga muda produktif. Kekurangan pekerja dan tingginya permintaan tenaga terampil di sektor kesehatan, teknik, IT, pekerjaan hijau, perhotelan, dan konstruksi mendorong Jerman mencari solusi jangka panjang sesuai tren ketenagakerjaan global.
Sementara itu, Indonesia sedang mengalami bonus demografi, ditandai dengan proporsi usia muda produktif yang besar.
“Upaya Jerman dalam dekarbonisasi dan digitalisasi semakin meningkatkan kebutuhan akan tenaga terampil,” kata Lepel.
“Tantangan demografi Jerman dan sumber daya muda terampil Indonesia membuka peluang berharga untuk membangun kemitraan kuat berdasarkan saling menghormati, tanggung jawab bersama, dan tujuan yang sama,” tambahnya.
Reporter: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025