Indonesia dan Jepang Perkuat Perdagangan Kredit Karbon Melalui MRA

Belém, Brazil (ANTARA) – Indonesia dan Jepang meningkatkan kerjasama perdagangan kredit karbon melalui kesepakatan bilateral yang selaras dengan Paris Agreement. Hal ini disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, pada Jumat.

Nurofiq bertemu dengan Wakil Menteri Urusan Lingkungan Global Jepang, Kentaro Doi, di Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) untuk memajukan Mutual Recognition Arrangement (MRA). Kesepakatan ini memungkinkan kedua negara saling mengakui sistem kredit karbon masing-masing.

“Kami sepakat untuk melanjutkan MRA dalam upaya operasional di bawah Pasal 6.2, dengan target pengurangan emisi gas rumah kaca,” ujar Nurofiq.

Diskusi juga mencakup kerjasama yang lebih luas, termasuk inisiatif mitigasi perubahan iklim dan membangun sistem untuk melaksanakan aksi iklim.

“Kami memulai upaya bersama, termasuk pengembangan sistem dan penerapan langkah-langkah pengelolaan perubahan iklim,” tambahnya.

Berita terkait: Indonesia perluas perjanjian perdagangan karbon dengan berbagai negara

MRA, yang pertama kali ditandatangani pada COP29 tahun 2024, memfasilitasi perdagangan karbon di bawah Pasal 6.2 Paris Agreement dan mendukung kedua negara dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC).

Kesepakatan ini mengakui sistem Sertifikasi Pengurangan Emisi GRK Indonesia (SPEI) dan Joint Crediting Mechanism (JCM) Jepang sebagai kerangka yang setara.

Langkah ini menegaskan komitmen Indonesia terhadap aksi iklim global sembari mempromosikan kerjasama perdagangan karbon yang praktis dengan Jepang. Pejabat menyatakan kesepakatan ini membantu memastikan integritas kredit karbon sambil menjaga pengawasan nasional.

“Implementasi SPEI-JCM MRA merupakan langkah penting dalam mengoperasionalkan perdagangan karbon di bawah Pasal 6,” kata Nurofiq pada September, sambil mencatat fokus Indonesia pada produksi kredit karbon berkualitas tinggi yang diakui secara internasional.

Para ahli mengatakan pengaturan bilateral seperti ini sangat penting untuk meningkatkan skala pengurangan emisi dan mendukung pasar karbon yang transparan. Kedua negara diharapkan terus melakukan pemantauan dan pelaporan bersama untuk memastikan efektivitas MRA.

MEMBACA  Operasi TNI di Intan Jaya: 14 Anggota OPM Tewas, Mahfud MD Beberkan Mark Up Proyek Whoosh

Kemitraan ini mencerminkan strategi Indonesia yang lebih luas untuk meningkatkan aksi iklim melalui kerjasama internasional dan mekanisme berbasis pasar, seraya menjaga kedaulatan dan kepentingan ekonomi.

Berita terkait: Menteri desak semua pihak jaga integritas karbon Indonesia

*Penerjemah: Anita, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025*