Indonesia dan Jepang menandatangani pertukaran catatan pinjaman yen dalam proyek MRT

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia dan Jepang menandatangani Exchange of Notes (E/N) mengenai penyediaan pinjaman yen senilai 140,699 miliar yen (sekitar Rp14,5 triliun), untuk proyek “Rencana Fase 1 Jalur MRT Jakarta Timur-Barat”. Menurut siaran pers Kedutaan Besar Jepang di Indonesia pada hari Senin, penandatanganan dilakukan antara Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani. Pada kesempatan itu, Masaki menyatakan bahwa Jepang telah mendukung perluasan jalur kereta cepat perkotaan yang menghubungkan Jakarta pusat dari utara ke selatan, yang dibuka pada tahun 2019. “Pembangunan Jalur MRT Timur-Barat akan meningkatkan kapasitas transportasi penumpang ke arah timur, barat, selatan, dan utara,” kata duta besar tersebut. Masaki juga menekankan bahwa Pemerintah Jepang akan bekerja sama aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah penting di Indonesia, seperti mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah metropolitan Jakarta, meningkatkan iklim investasi, mengurangi dampak lingkungan, dan melawan perubahan iklim. Menanggapi hal ini, Jailani mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang tak kenal lelah dari Jepang. Selain itu, kedutaan menyatakan bahwa sejak jalur MRT Utara-Selatan dibuka pada Maret 2019 dengan bantuan Bantuan Pembangunan Resmi Jepang (ODA), MRT telah menjadi infrastruktur transportasi penting yang mendukung aktivitas ekonomi dan kehidupan sehari-hari penduduk Jakarta. Pembangunan jalur baru yang membentang dari timur ke barat dan jaringan kereta api yang komprehensif akan lebih mengurangi kemacetan lalu lintas, meningkatkan iklim investasi, mengurangi dampak lingkungan, dan mendukung upaya melawan perubahan iklim. Pembangunan ini juga akan memberikan keamanan, ketepatan waktu, dan kenyamanan yang sama dengan rute yang sudah ada untuk memastikan bahwa lebih banyak orang dapat mengakses transportasi publik. Sementara itu, Syarat Khusus Kemitraan Ekonomi (STEP) akan diterapkan pada proyek ini, dan teknologi Jepang akan digunakan untuk konstruksi terowongan bawah tanah, fasilitas kereta api, dan sistem sinyal. STEP diperkenalkan pada Juli 2002 untuk mempromosikan bantuan yang terlihat dari Jepang melalui transfer teknologi unggul Jepang dan know-how ke negara-negara berkembang. Berita terkait: Indonesia amankan dukungan Jepang untuk ekspansi MRT Jakarta Berita terkait: Indonesia, Jepang tandatangani MoD tentang Jalur MRT Timur-Barat Fase 1 Translator: Katriana Editor: Rahmad Nasution Copyright © ANTARA 2024

MEMBACA  Tantangan Defisit dan Surplus Anggaran