Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kehutanan Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk melindungi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang statusnya kritis melalui kerjasama dengan pusat konservasi Vantara dari India. Kerja sama ini termasuk upaya merevitalisasi rumah sakit gajah di dalam negeri.
Dalam pernyataan yang dikonfirmasi di Jakarta pada Rabu, Ahmad Munawir, Direktur Konservasi Spesies dan Genetika di Direktorat Jenderal KSDAE kementerian tersebut, menyatakan pemerintah sedang memperkuat perlindungan untuk gajah sumatera, yang populasinya dalam kondisi kritis.
Salah satu upayanya mencakup kunjungan ke Rumah Sakit Gajah di Taman Nasional Way Kambas bersama Faunaland Indonesia dan mitra internasional Vantara dari India.
“Vantara akan membantu Indonesia dalam membangun atau merevitalisasi rumah sakit gajah di Way Kambas, dan kemungkinan ke depannya juga membantu mendirikan rumah sakit gajah lain di Sumatera, berpotensi di Riau dan Aceh,” kata Ahmad.
Dia menambahkan bahwa inisiatif ini mengikuti arahan dari Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni untuk memulihkan ekosistem yang menjadi habitat utama gajah sumatera.
“Kunjungan kita ke Way Kambas ini bersama tim dari Faunaland Indonesia dan Vantara mencerminkan komitmen Kementerian Kehutanan, khususnya menteri kita, Raja Juli Antoni, untuk meningkatkan ekosistem sebagai habitat gajah sumatera,” ujarnya.
Menurut Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), gajah sumatera diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah akibat penurunan populasi dan kehilangan habitat. Ahmad Munawir mencatat bahwa kantong-kantong habitat gajah, yang dulunya berjumlah lebih dari 44 lokasi, telah menyusut menjadi sekitar 21 area yang terfragmentasi.
Oleh karena itu, kementerian mendorong kolaborasi multistakeholder untuk menyelamatkan populasi dan habitat gajah, termasuk upaya membangun konektivitas antar habitat melalui koridor ekologis.
Sebuah tim dari Kementerian Kehutanan Indonesia, Faunaland Indonesia, dan pusat konservasi Vantara asal India mengunjungi Rumah Sakit Gajah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, pada Rabu (24 Des 2025). (ANTARA/HO-Kementerian Kehutanan)
Sementara itu, CEO Faunaland Indonesia Danny Gunalen menyambut baik kepercayaan yang diberikan Kementerian Kehutanan kepada organisasinya dan menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya untuk gajah sumatera, melalui kemitraannya dengan Vantara.
Vantara adalah pusat penyelamatan, rehabilitasi, dan konservasi satwa liar berskala besar yang terletak di Jamnagar, Gujarat, India, dan mengoperasikan salah satu rumah sakit gajah paling maju di dunia.
Danny mengatakan survei awal menunjukkan kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Gajah Way Kambas, termasuk penyediaan ambulans gajah khusus.
“Dalam jangka pendek, ambulans hewan sangat dibutuhkan, karena saat ini tidak ada yang tersedia untuk mengangkut gajah. Ambulans ini sangat canggih, dilengkapi dengan forklift dan fitur penting lainnya,” katanya.
Di luar kebutuhan mendesak, Faunaland dan Vantara juga menyiapkan rencana jangka panjang untuk merevitalisasi fasilitas yang ada atau membangun rumah sakit gajah baru.
“Kami akan merevitalisasi rumah sakit gajah atau bahkan membangun yang baru,” ucap Danny.
Berita terkait: Indonesia dan India bekerja sama tekan EEHV mematikan pada gajah sumatera
Penerjemah: Prisca, Azis Kurmala
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025