Jakarta (ANTARA) – Indonesia dan Brasil menandatangani delapan nota kesepahaman (MoU) tentang kerjasama di Jakarta pada hari Kamis, disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil yang sedang berkunjung, Luiz Inácio Lula da Silva.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Bahlil Lahadalia, memulai penandatanganan MoU tentang kerjasama energi dan pertambangan dengan perwakilan dari Kementerian Pertambangan dan Energi Brasil.
Dalam pernyataan pers, menteri tersebut mengatakan kedua negara akan bermitra di sektor energi baru dan terbarukan. Dia mencatat bahwa Brasil telah berhasil mengimplementasikan program bioetanol wajib.
"E30 sekarang wajib di Brasil, bersama dengan E100 di beberapa negara bagian. Kami akan membangun kolaborasi di sektor itu," kata Lahadalia.
MoU lainnya mencakup kerjasama dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi; standar sanitasi dan fitosanitasi, termasuk sertifikasi; dan statistik.
Dana kekayaan sovereign Indonesia, Danantara, menandatangani MoU dengan JBS — sebuah perusahaan multinasional Brasil yang bergerak di bidang pengolahan daging dan makanan.
Kemitraan tambahan ditandatangani antara perusahaan listrik milik negara Indonesia, PLN, dan J&F S.A. Brasil; perusahaan minyak dan gas milik negara Indonesia, Pertamina, dan Fluxus Brasil; serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan ApexBrasil.
Kunjungan Presiden Lula dari 22 hingga 24 Oktober merupakan bagian dari tur Asia Tenggaranya. Perjalanannya ke Jakarta adalah yang pertama sejak tahun 2008.
Selain menyaksikan penandatanganan MoU, kedua presiden mengadakan pertemuan tête-à-tête, pertemuan bilateral antara kedua pemerintah, dan mengeluarkan pernyataan bersama.