Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen. Mereka membahas upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah plastik.
“Kita mendiskusikan kesiapan Indonesia untuk memimpin dalam menangani polusi plastik,” kata Nurofiq di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Belém, Brazil, pada Rabu.
Dia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tetap berkomitmen kuat untuk mengatasi masalah sampah plastik di seluruh negeri.
“Indonesia bertekad untuk secara bertahap mengurangi polusi plastik. Sebagai negara besar, kami wajar menghasilkan jumlah sampah yang signifikan,” jelasnya.
Menurut Nurofiq, Indonesia memproduksi sekitar 143.000 ton sampah per hari, dan plastik menyumbang sekitar 12 hingga 17 persen dari total itu.
“Dari 143.000 ton sampah yang dihasilkan setiap hari, 12 sampai 17 persennya adalah sampah plastik, yang sudah bertahun-tahun kita kesulitan kelola dengan efektife,” ujarnya.
Nurofiq menekankan bahwa menyelesaikan masalah sampah plastik memerlukan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan pendekatan yang komprehensif, terukur, dan sistematis.
“Seperti yang diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Indonesia menargetkan untuk mencapai cakupan pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2029,” tambahnya.
Selain pertemuan dengan delegasi Norwegia, Nurofiq juga bertemu dengan Arlette Soudan-Nonault, Menteri Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Republik Kongo, untuk membahas kerja sama restorasi lahan gambut.