Indonesia dan Austria Jajaki Kerja Sama Pelatihan Vokasi

Jakarta (ANTARA) – Indonesia dan Austria sedang mengeksplor peluang kerjasama dalam pelatihan vokasi dan pengembangan sumber daya manusia, menurut Kementerian Ketenagakerjaan pada Kamis.

“Austria dikenal dengan sistem vokasi yang kuat dan sesuai kebutuhan industri. Kami yakin kolaborasi ini bisa membuka peluang baru untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia,” kata Menteri Ketenagakerjaan Yassierli.

Dalam pertemuan dengan Duta Besar Austria Thomas Loidl, Yassierli menekan pentingnya kerjasama vokasi sebagai bagian dari strategi meningkatkan keterampilan pekerja dan daya saing global.

Dia menyatakan sistem pelatihan vokasi berbasis industri Austria bisa jadi model bagus utk program pelatihan kerja di Indonesia.

Yassierli juga mengusulkan skema magang agar lulusan Balai Latihan Kerja (BLK) Indonesia bisa berlatih di industri Austria selama 2-3 tahun.

Dia menjelaskan saat ini Indonesia mengirim pekerja ke luar negeri melalui dua jalur: sebagai TKI dan peserta magang. Dia tekankan skema magang harus utamakan perlindungan pekerja.

“Ini bukan cuma soal penempatan kerja, tapi juga penguatan kapasitas tenaga kerja nasional,” ujarnya.

Menteri juga bahas perluasan jumlah BLK di Indonesia dengan dukungan Austria dan menyambut baik usulan pertukaran pelatihan vokasi.

Dubes Loidl merespons positif, menyatakan Austria siap menerima 100-200 peserta magang Indonesia per tahun, khususnya di sektor hospitality.

“Kami lihat Indonesia sebagai mitra strategis dalam pengembangan tenaga kerja, dan banyak perusahaan Austria tertarik merekrut magang dari Indonesia,” katanya.

Loidl menambahkan Austria sebelumnya mendukung pengembangan BLK melalui skema pinjaman dan sekarang eksplor bentuk dukungan lain termasuk hibah.

Berita terkait: Kementerian berkomitmen majukan pendidikan vokasi film

Berita terkait: Indonesia-Perancis tingkatkan kerjasama pendidikan tinggi dan vokasi

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Menteri Luar Negeri Suriah Klaim Israel Manfaatkan Runtuhnya Pemerintah Assad untuk Proyek Ekspansi dan Destabilisasi