Indonesia Buka Visa Pendidikan Nonformal untuk Warga Asing

Jakarta (ANTARA) – Otoritas imigrasi Indonesia mengumumkan bahwa warga negara asing sekarang bisa mengajukan visa tinggal terbatas (VITAS) untuk menempuh pendidikan nonformal di Indonesia.

Plt Dirjen Imigrasi Yuldi Yusman mengatakan dalam pernyataan pada Rabu bahwa izin tinggal dibawah kategori visa baru, dengan kode E30 (untuk pendidikan nonformal), dapat diberikan selama satu atau dua tahun.

Pendaftaran bisa dilakukan online melalui evisa.imigrasi.go.id.

“Untuk mendaftar, WNA harus memiliki penjamin—baik individu maupun lembaga pendidikan nonformal yang akan dituju,” jelas Yusman.

Kebijakan baru ini, berlaku mulai 15 Juli, bertujuan mendukung warga asing yang ingin mengambil kursus bahasa, pelatihan vokasi, atau program pendidikan nonformal lain untuk kemajuan karir.

Persyaratan visa mirip dengan kategori lain: paspor berlaku minimal 6 bulan, bukti dana cukup untuk hidup di Indonesia (minimal US$2.000), dan foto berwarna terbaru.

Pemerintah menetapkan biaya visa E30 sebesar Rp6 juta untuk 1 tahun dan Rp8,5 juta untuk 2 tahun (US$1 = Rp16.287).

Selain itu, otoritas imigrasi memperpanjang durasi izin tinggal untuk visa pendidikan formal.

Visa pendidikan dasar-menengah (E30A) dan perguruan tinggi (E30B) sekarang punya opsi izin 4 tahun.

“Sebelumnya, izin tinggal pendidikan formal hanya 1 atau 2 tahun,” kata Yusman.

Pendaftar visa E30A dan E30B bisa dijamin individu atau lembaga pendidikan terakreditasi.

Biaya visa pendidikan formal 4 tahun adalah Rp12 juta. Untuk 1 dan 2 tahun tetap Rp6 juta dan Rp8,5 juta.

Yusman menyebut Indonesia saat ini punya 3.115 perguruan tinggi, termasuk 125 universitas negeri.

Ia optimis Indonesia bisa menarik lebih banyak mahasiswa asing. Selain beberapa kampus masuk 300 terbaik dunia, program studi budaya dan humaniora tetap populer di kalangan pelajar asing.

“Kami harap kebijakan ini buka lebih banyak kesempatan bagi WNA untuk pendidikan formal maupun nonformal di Indonesia. Ini juga langkah strategis tingkatkan daya saing global melalui sektor pendidikan,” tutup Yusman.

MEMBACA  Badan Geologi menemukan 100 cadangan nikel potensial

Berita terkait: Indonesia sambut kebijakan visa Schengen multi-entry EU

Berita terkait: Indonesia beri bebas visa untuk Brasil dan Turki mulai 3 Juli

Penerjemah: Fath Putra Mulya, Primayanti
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025