Indonesia Buka Transfer Kampus ke Inggris untuk Cendekiawan AS

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Indonesia menawarkan opsi transfer ke berbagai universitas ternama lain, seperti di Inggris, bagi penerima beasiswa Indonesia yang saat ini kuliah di Amerika Serikat (AS).

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Stella Christie menyatakan pada Senin bahwa keputusan ini diambil setelah pertemuan antara pihaknya, Presiden Prabowo Subianto, dan perwakilan Russel Group, kelompok 24 universitas terbaik di Inggris.

"Aku meminta mereka untuk menampung mahasiswa kita dari AS dengan memungkinkan transfer ke Inggris, dan mereka setuju dengan usulan itu," kata Christie.

Dia menjelaskan bahwa opsi transfer ini berlaku untuk 45 penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dan Beasiswa Garuda 2025 yang sudah diterima di universitas AS tahun ini.

Tapi, dia menegaskan bahwa transfer hanya akan dilakukan jika penerima beasiswa setuju.

Berita terkait: Indonesian deported from US following Trump’s immigration policy

"Kami kasih mereka pilihan—mau transfer atau tidak," ujar Christie.

Tawaran ini muncul sebagai respons pemerintah terhadap keputusan AS yang melarang mahasiswa internasional masuk ke negara itu dengan visa pelajar, termasuk menunda janji temu visa baru.

"Untuk sementara, visa ke AS, baik janji temu atau permohonan baru untuk visa pelajar dan program pertukaran, dihentikan," jelasnya.

Selain opsi transfer ke Inggris, Christie juga memastikan kesiapan universitas negeri lokal untuk menerima mahasiswa Indonesia dari AS.

"Hampir semuanya, semua universitas negeri ternama, terbuka untuk opsi ini," tambah Christie.

Sebelumnya, pada Mei, Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui perwakilannya di AS telah menyiapkan bantuan konsuler untuk 87 mahasiswa Indonesia yang terdampak kebijakan pembatasan mahasiswa asing di Universitas Harvard.

MEMBACA  4 Alasan Chia Seed Efektif untuk Menurunkan Berat Badan, Cari Tahu Resepnya!

Berita terkait: RI readies consular aid for 87 students at Harvard facing US ban

Penerjemah: Sean Filo M, Resinta Sulistiyandari
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025