Indonesia Bidik Pengurangan Impor BBM dengan Pabrik Baterai EV di Karawang

Karawang, Jabar (ANTARA) – Indonesia bisa mengurangi impor bahan bakar hingga 300.000 kiloliter per tahun begitu pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, mencapai kapasitas penuhnya sebesar 15 GWh, kata seorang menteri.

Saat upacara peletakan batu pertama untuk Ekosistem Industri Baterai EV Terintegrasi pada Minggu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pabrik ini dapat menyuplai baterai untuk hingga 300.000 mobil listrik.

Dia juga memproyeksikan bahwa permintaan masa depan, termasuk untuk sistem tenaga surya, bisa meningkatkan output pabrik menjadi 40 GWh.

Ekosistem baterai EV merupakan kolaborasi strategis yang dipimpin oleh BUMN ANTAM, Indonesia Battery Corporation (IBC), dan konsorsium termasuk CATL, Brunp, dan Lygend (CBL).

Dari enam sub-proyeknya, lima berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara, dan satu di Karawang.

Fasilitas Karawang memiliki luas 43 hektar dan dikelola oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB), usaha patungan antara IBC dan CBL, anak perusahaan pemimpin baterai global CATL.

Produksi fase pertama pabrik ini ditargetkan sebesar 6,9 GWh, dengan operasi penuh diperkirakan pada akhir tahun 2026.

Penerjemah: Putu Indah, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Iran mencari pemindahan warga negaranya yang dipenjara di Indonesia: menteri