Jakarta (ANTARA) – Indonesia punya rencana ambisius untuk dinobatkan sebagai “Negara Kehormatan” di Festival Film Internasional Cannes tahun 2028 agar industri filmnya mendapat perhatian global.
Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha mengatakan manfaat gelar “Negara Kehormatan” ini sangat nyata. Ia menjelaskan hal ini saat konferensi pers JAFF Market 2025 di Jakarta, Rabu.
“Status ‘Negara Kehormatan’ tidak hanya memberi promosi berharga untuk film Indonesia, tapi juga membuka peluang eksklusif seperti presentasi proyek, pertemuan dengan produser, investor, dan distributor global, serta mempromosikan bakat baru di industri film,” ungkapnya.
Menurut Ganesha, negara-negara yang pernah mendapat kehormatan ini—India (2022), Spanyol (2023), dan Swiss (2024)—berhasil memanfaatkannya untuk memperkuat posisi film mereka di pasar internasional, mengundang kolaborasi, dan menarik investasi.
Upaya meraih gelar ini sejalan dengan target kementeriannya untuk memajukan kebudayaan, termasuk film nasional, lewat program Dana Indonesiana 2025.
Ganesha menyebut Indonesia telah membuat kemajuan pesat di industri film global.
“Di tingkat global, pencapaian kita tumbuh 11 persen tahun lalu untuk box office, sementara China dan Amerika Serikat turun. Prancis hanya tumbuh 1 persen,” jelasnya.
Ia mengatakan kementerian akan memberikan informasi lebih lanjut tentang persiapan Indonesia untuk menjadi “Negara Kehormatan” dalam konferensi pers hasil Marché du Film (MdF) Cannes 2025.
“Kami masih menunggu Yulia Evina Bhara kembali ke Indonesia setelah menjadi juri di Festival Film Cannes,” tambahnya.
Kementerian akan meminta Bhara berbagi pengalamannya, bersama Ahmad Mahendra, Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, yang juga akan membagikan hasil Marché du Film.
Penerjemah: Abdu Faisal, Resinta Sulistiyandari
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025