Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa Indonesia terus berupaya untuk menjadi produsen pangan dunia, termasuk untuk bawang merah.
Adi mencatat bahwa bawang merah, sebagai salah satu komoditas yang diekspor oleh Indonesia ke Malaysia dan negara-negara lain, memiliki potensi tinggi bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dunia.
“Harapannya adalah Indonesia bisa menjadi produsen pangan dunia,” ujarnya dalam sebuah seminar internasional tentang ketahanan pangan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada hari Sabtu.
Dia menjelaskan bahwa ekspor pangan dilakukan ketika kebutuhan pangan dalam negeri telah terpenuhi melalui produksi dalam negeri.
“Kami terus mendorong komoditas pangan, yang produksinya surplus di negara, untuk dapat berkembang dan memenuhi kebutuhan pasar internasional,” katanya dalam pernyataan Bapanas yang diterima di sini.
Adi lebih lanjut mengatakan bahwa menjadikan Indonesia produsen pangan dunia sejalan dengan komitmen Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan.
Dia menekankan bahwa berdasarkan data Kementerian Pertanian untuk periode 2019-2023, Indonesia sebagai pengekspor bawang merah menempati peringkat 33 secara global. Nilai ekspor rata-rata untuk periode 2019-2023 mencapai US$9,46 juta per tahun.
“Ini merupakan peningkatan yang impresif sebesar 44,87 persen dibandingkan periode 2017-2021 ketika Indonesia masih menempati peringkat 35, dengan rata-rata (nilai ekspor) US$6,53 juta per tahun,” katanya.
Selain itu, berdasarkan proyeksi neraca pangan nasional oleh Bapanas, Indonesia merupakan negara produsen bawang merah, dengan produksi tahunan sebesar 1,35 juta ton.
“Sementara itu, kebutuhan konsumsi domestik per tahun adalah 1,16 juta ton. Ini berarti masih ada surplus sekitar 186 ribu ton,” katanya.
Dia mencatat bahwa pada tahun 2023, bawang merah merupakan kontributor terbesar pada produksi sayuran, dengan pangsa sebesar 13,59 persen.
Oleh karena itu, bawang merah dianggap sebagai komoditas hortikultura dengan potensi ekspor, terutama ke negara-negara Asia Tenggara.
Thailand adalah negara Asia Tenggara yang menerima ekspor bawang merah terbanyak dari Indonesia, mencapai enam ribu ton, dengan nilai transaksi mencapai US$8 juta pada tahun 2023.
Sementara itu, ekspor bawang merah Indonesia ke Malaysia terus mengalami peningkatan progresif. Pada tahun 2021, jumlahnya masih 59,6 ton, yang kemudian terus meningkat menjadi 612,8 ton pada tahun 2023.
Berita terkait: Indonesia mampu mengatasi lonjakan harga bawang merah tanpa impor: Menteri
Berita terkait: Pemerintah siapkan 5.750 ton bawang merah untuk wilayah yang mengalami defisit
Berita terkait: Kementerian memasok 142 ton cabai, bawang merah ke Jakarta
Translator: Muhammad Harianto, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024