Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memfasilitasi interaksi antara produsen rotan mentah dan setengah jadi dengan industri pengolahan lanjutan untuk memperkuat industri rotan Indonesia.
Ristianto Pribadi, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian tersebut, menekankan bahwa rotan, dengan pasokan yang melimpah di Indonesia, adalah produk hutan non-kayu yang berkelanjutan.
“Sekitar 80 persen bahan baku rotan dunia bersumber dari Indonesia,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Sabtu.
Rotan bersifat biodegradable, dan produk olahannya dianggap ramah lingkungan.
Produk rotan merupakan komoditas ekspor yang signifikan bagi Indonesia. Namun, ekspor turun 54,92 persen dari 64.980 ton pada tahun 2021 menjadi 35.690 ton pada tahun 2023.
Pribadi mencatat bahwa penurunan ekspor berdampak negatif pada produksi produk rotan mentah dan setengah jadi, yang bergantung pada industri pengolahan lanjutan.
Industri pengolahan rotan Indonesia menghadapi persaingan dari negara lain, termasuk China, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.
Selain itu, produk rotan sintetis telah menimbulkan tantangan bagi produksi rotan Indonesia.
Untuk mengatasi tantangan ini, Pribadi mengatakan bahwa kantornya menggelar pertemuan tentang pengolahan produk rotan untuk memfasilitasi komunikasi antara produsen rotan dan pemain industri pengolahan lanjutan.
Pertemuan tersebut difokuskan pada isu strategis yang dihadapi industri pengolahan rotan, mulai dari sumber bahan baku hingga produksi produk jadi.
Pertemuan juga menjelajahi strategi penciptaan pasar dan manajemen efisien rantai pasokan rotan.
Pribadi memperkirakan bahwa pertemuan tersebut akan menghasilkan wawasan tentang tantangan yang dihadapi industri rotan dan memperkuat kerja sama di antara pemangku kepentingan.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengembangkan rekomendasi kebijakan dan tindakan konkret untuk meningkatkan kinerja dan tata kelola industri rotan.
Berita terkait: Indonesia pengekspor terbesar produk rotan di dunia: Kementerian
Berita terkait: Furniture rotan Indonesia semakin populer, kata pejabat dagang
Penerjemah: Subagyo, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024