Indonesia Berupaya Hentikan Impor Jagung pada 2026: Prabowo

Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Indonesia menargetkan untuk berhenti impor jagung mulai tahun 2026, saat diharapkan sudah mencapai swasembada produksi jagung.

Pernyataan ini disampaikan berdasarkan laporan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Dalam acara panen jagung serentak dan peluncuran ekspor jagung pertama Indonesia ke Malaysia di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis, Prabowo menyebutkan bahwa pada tahun 2024, Indonesia mengimpor sekitar 500 ribu ton jagung.

Namun, dia mengatakan, Menteri Sulaiman dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah memberitahunya bahwa negara tidak perlu impor jagung lagi sejak 2026.

Kepolisian mendukung pemerintah dalam proyek budidaya jagung skala besar, Program Penanaman Jagung Satu Juta Hektar, untuk meningkatkan produksi.

Prabowo mencatat produksi jagung nasional naik 48 persen pada kuartal pertama 2025, dari empat ton per hektar menjadi enam sampai delapan ton per hektar.

Menurut Presiden, Indonesia mungkin mencapai swasembada jagung lebih cepat dari perkiraan, bahkan dalam satu tahun, didukung penggunaan benih unggul dan pupuk organik.

“Target swasembada jagung mungkin tidak perlu dua sampai tiga tahun, tapi cukup satu tahun. Ini sangat penting,” ujarnya.

Dia juga menekankan pentingnya inovasi dalam mengolah hasil panen dan diversifikasi produk berbahan jagung, seperti keripik jagung dan beras jagung, yang lebih sehat dan bernilai tambah tinggi.

Selain itu, dia menyoroti perlunya memastikan peningkatan produksi juga meningkatkan kesejahteraan petani.

“Petani sebagai tulang punggung produksi pangan harus hidup layak. Kita harus bekerja efisien dan temukan bidang yang bisa kita intervensi, seperti mesin, teknologi, benih, pupuk, biofertilizer, yang bisa luar biasa,” kata Prabowo.

MEMBACA  Patricia Gouw Buka Suvenir Ngunduh Mantu Al Ghazali & Alyssa Daguie, Ternyata Ini Isinya!