Bandung (ANTARA) – Pemerintah Indonesia bertujuan untuk mengurangi prevalensi stunting pada anak menjadi 14,2 persen pada akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, kata seorang pejabat.
Amich Alhumami, Wakil Menteri Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, mengatakan pada hari Sabtu bahwa target untuk tahun ini adalah menurunkan angka tersebut menjadi 18,8 persen.
Pada tahun 2023, prevalensi tersebut tercatat sebesar 21,5 persen, sedikit menurun dari 21,6 persen pada tahun 2022. Angka untuk tahun 2024 diperkirakan akan diumumkan bulan ini.
“Untuk lima tahun ke depan, kami akan bertujuan untuk penurunan tahunan sebesar 1,5 hingga 2 poin persentase. Dengan demikian, tujuan akhir adalah menurunkannya dari 18,8 persen menjadi 14,2 persen,” katanya dalam sebuah acara retret yang diselenggarakan untuk pejabat kementeriannya dan Kementerian Pembangunan Keluarga dan Kependudukan.
Dalam pidatonya, Alhumami menggambarkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah sebagai strategi untuk mengatasi stunting.
“Pemerintah menginvestasikan program Makanan Bergizi Gratis, yang bertujuan untuk mencegah stunting dengan menargetkan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pembangunan Keluarga dan Kependudukan Wihaji menekankan pentingnya memanfaatkan program tersebut untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan.
“Harus diingat bahwa program ini adalah salah satu inisiatif yang bertujuan untuk mencegah stunting,” tambahnya.
Dia mengatakan bahwa kementeriannya telah membentuk tim pendukung keluarga siap membantu Badan Penyuluhan Gizi Nasional dalam melaksanakan tugas-tugas penting yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Budi Setiyono, sekretaris Kementerian Pembangunan Keluarga dan Kependudukan, menggambarkan program MBG sebagai instrumen perlindungan sosial pemerintah, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Berita terkait: Pemerintah akan membagikan angka prevalensi stunting anak tahun 2024 bulan depan
Berita terkait: Baznas, BKKBN bekerjasama untuk mengatasi stunting di Indonesia
Penerjemah: Lintang B, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025