Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia tetap menawarkan untuk meningkatkan impor energi dari Amerika Serikat dalam upaya merundingkan penurunan tarif bea masuk balasan dari Washington.
Langkah ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali tarif impor 32% untuk barang-barang Indonesia, mempertahankan tarif yang pertama kali diumumkan pada April lalu.
“Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto masih terus melakukan negosiasi. Kami telah menawarkan untuk membantu menyeimbangkan perdagangan sekitar US$15 miliar melalui impor sektor energi,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung pada Selasa.
Tanjung menyatakan Indonesia mengusulkan impor minyak mentah dan gas petroleum cair (LPG) dari AS sebagai bagian kesepakatan, sementara impor gas alam cair (LNG) tidak dipertimbangkan karena pasokan dalam negeri sudah cukup.
Selain impor energi, dia juga mencatat bahwa Indonesia mengundang investasi AS di sektor tanah jarang dan pertambangan.
Ketika ditanya apakah Indonesia akan membatalkan rencana meningkatkan impor energi jika negosiasi gagal, Tanjung mengatakan kementerian masih menunggu keputusan akhir dan menangani situasi dengan hati-hati.
“Kita harus tetap tenang dalam menghadapi perkembangan seperti ini,” tambahnya.
Keputusan Trump untuk mempertahankan tarif 32% ditegaskan kembali dalam surat kepada Presiden Prabowo Subianto yang diterbitkan Senin. Tarif ini rencananya berlaku mulai 1 Agustus 2025.
Menteri Hartarto diperkirakan akan berangkat ke Washington, D.C. minggu ini untuk melanjutkan negosiasi dengan pejabat AS.
Translator: Putu Indah S, Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025