Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Febrian Alphyanto Ruddyard, menegaskan bahwa pinjaman luar negeri akan digunakan secara strategis untuk mempercepat pembangunan nasional.
“Indonesia aktif mencari cara untuk meningkatkan investasi swasta guna mendorong transformasi ekonomi, meningkatkan konektivitas domestik dan antarwilayah, serta mengintegrasikan diri ke dalam rantai nilai global. Pinjaman luar negeri akan dimanfaatkan untuk memfasilitasi pembangunan ini,” katanya dalam rilis pada hari Minggu.
Beliau menyampaikan hal ini saat berpartisipasi dalam Workshop Pembentukan Kerangka Kerja Kerja Sama Negara dengan Bank Dunia.
Ruddyard menekankan pentingnya untuk menyinergikan berbagai sumber pembiayaan, termasuk pinjaman luar negeri, untuk memenuhi kebutuhan pendanaan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Beliau menekankan bahwa RPJMN 2025-2029 berfungsi sebagai landasan penting untuk pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Dokumen perencanaan pembangunan ini juga memberikan kerangka kerja yang penting untuk kerja sama antara pemerintah Indonesia dan mitra pembangunannya, termasuk Bank Dunia.
CPF dianggap sebagai peta jalan strategis, memastikan bahwa dukungan Bank Dunia sejalan dengan prioritas pembangunan Indonesia.
“Mitra pembangunan, termasuk Bank Dunia, telah memainkan peran penting dalam mendukung tujuan pembangunan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kami berharap kolaborasi di masa depan akan lebih gesit dan tangguh, mengatasi tantangan yang semakin kompleks,” kata Ruddyard.
Beliau menekankan pentingnya workshop ini dalam memastikan bahwa CPF mencerminkan prioritas baik Indonesia maupun Bank Dunia.
“Saya yakin CPF akan komprehensif dan dapat disesuaikan. Kami berharap kerja sama ini akan terus berkembang dan menguat di masa depan,” tandasnya.
Translator: M Alatas, Kenzu
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025