Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengkonfirmasi bahwa Jepang akan memberikan hibah sebesar US$25 juta untuk pengembangan industri amonia hijau nasional.
Menurut pernyataan yang diterima di sini pada hari Senin (26 Agustus), hibah tersebut akan diberikan kepada Pupuk Iskandar Muda (PIM), anak perusahaan perusahaan pupuk milik negara Pupuk Indonesia di Aceh.
Perusahaan ini dikembangkan melalui skema “Inisiatif Amonia Hijau dari Aceh” (Proyek GAIA) antara Pupuk Indonesia dan perusahaan Jepang Itochu Corporation dan Toyo Engineering. Mereka telah setuju untuk mendirikan perusahaan patungan.
Hartarto mencatat bahwa desain rekayasa depan untuk pabrik PIM dimulai bulan ini. Keputusan investasi final akan dibuat pada awal 2025, dan pabrik diharapkan mulai beroperasi secara komersial pada 2027.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menekankan bahwa investasi dalam proyek nol emisi menarik bagi pasar internasional.
“Oleh karena itu, kita harus aktif (untuk mendorong investasi asing) karena kita memiliki potensi besar (dalam investasi hijau),” ujar Roeslani.
Lebih lanjut, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaan baru akan memproduksi amonia hijau untuk bahan bakar kapal dengan teknologi yang dikembangkan oleh Toyo pada tahun 2000-an. Amonia hijau tersebut kemudian akan dipasok ke Itochu, yang akan memproduksi produk bahan bakar kapal jadi.
Di samping memajukan transisi ke energi bersih untuk mencapai target nol emisi netto pada 2060, katanya perusahaan baru ini akan membantu Pupuk Indonesia mendiversifikasi bisnisnya ke energi hijau.
“Kerjasama ini akan membantu Pupuk Indonesia mendiversifikasi bisnisnya di luar (menciptakan) ketahanan pangan (melalui pupuk) tetapi juga membantu industri hulu dan memberikan nilai tambah bagi ekonomi nasional,” kata Pribadi.
Berita terkait: Pupuk Indonesia bertujuan agar Indonesia menjadi pusat amonia dunia
Berita terkait: PGN, PIM akan mengembangkan amonia biru untuk mengurangi emisi
Penerjemah: Uyu Liman, Nabil Ihsan
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2024