Indonesia Akan Integrasikan Klinik dan Apotek dengan Koperasi Desa

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia berencana mengintegrasikan klinik desa dan apotek dengan koperasi desa yang sedang dibangun di seluruh negeri.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyebutkan bahwa 103 lokasi koperasi telah dipilih sebagai proyek percontohan.

Untuk mendukung rencana ini, Kementerian Koperasi meminta data rinci tentang klinik yang akan diintegrasikan ke dalam koperasi.

“Kami sudah merancang model bisnis untuk klinik desa dan apotek. Untuk itu, kami butuh masukan dari Kementerian Kesehatan,” ujarnya usai bertemu dengan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di Jakarta.

Juliantono menyebut beberapa masalah mendesak, termasuk perlunya mengintegrasikan puskesmas pembantu dan posyandu dengan klinik yang direncanakan.

Pertemuan itu juga membahas isu lain yang diajukan Kementerian Koperasi, yang diharapkan ditindaklanjuti oleh Kementerian Kesehatan. Ini termasuk ketersediaan tenaga kesehatan, prosedur perizinan klinik dan apotek, pendaftaran apoteker, serta regulasi penjualan dan harga obat.

Dia juga menekankan pentingnya mengintegrasikan klinik dan apotek dengan BPJS Kesehatan, sistem asuransi kesehatan nasional Indonesia.

Juliantono berharap panduan teknis untuk mengelola klinik dan apotek segera diterbitkan. Panduan ini akan menjadi acuan bagi koperasi dalam menjalankan layanan kesehatan.

Dia menambahkan, tim teknis dari Kementerian Koperasi akan terus berkoordinasi untuk memastikan kelancaran operasi di 103 lokasi percontohan.

Berita terkait: Koperasi desa dukung stabilisasi pangan: Bapanas
Berita terkait: Koperasi desa ikut program 3 juta rumah

Penerjemah: Shofi Ayudiana, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Perlu Adanya Peningkatan di Sektor Hukum di Enam Provinsi Papua: KSP