Seorang pejabat kesehatan Indonesia telah menanggapi kekhawatiran setelah laporan terbaru tentang kematian seorang bayi di Sukabumi, Jawa Barat, setelah menerima imunisasi ganda. “Imunisasi ganda, pemberian vaksin yang direkomendasikan dalam satu kunjungan, adalah praktik yang aman,” kata Prima Yosephine, Direktur Manajemen Imunisasi di Kementerian Kesehatan, pada hari Minggu. Dia menekankan bahwa program imunisasi nasional, termasuk jadwal rutin dan tanggap cepat, mengikuti rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Imunisasi ganda sama aman dan efektifnya dengan imunisasi tunggal, tambah Yosephine. Dia mengatakan bahwa beberapa imunisasi dalam satu kunjungan sangat penting untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit sesegera mungkin. “Jumlah antigen dalam vaksin sangat minimal dibandingkan dengan yang dihadapi tubuh kita setiap hari, dan tidak memberatkan sistem kekebalan tubuh,” tegasnya. Sebuah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sejalan dengan hal ini, menunjukkan bahwa menerima kombinasi vaksin sekaligus tidak menyebabkan masalah kesehatan kronis. Vaksin yang direkomendasikan terbukti efektif saat dikombinasikan atau diberikan secara individu. Meskipun beberapa kombinasi mungkin menyebabkan demam sementara, ini adalah efek samping yang tidak berbahaya. Yosephine juga menyoroti manfaat imunisasi ganda, termasuk perlindungan yang lebih cepat bagi anak-anak, kecemasan dan nyeri yang berkurang akibat injeksi yang lebih sedikit, dan peningkatan efisiensi bagi petugas kesehatan, yang kemudian dapat melakukan vaksinasi lebih banyak anak dan menjalankan program kesehatan lainnya. Berita terkait: Kementerian Kesehatan Indonesia klarifikasi kematian bayi setelah imunisasi Berita terkait: Pemerintah mengandalkan JERAMI untuk meningkatkan pencatatan data imunisasi. Translator: Andi Firdaus, Resinta Sulistiyandari Editor: Anton Santoso Copyright © ANTARA 2024