Imigrasi Memangkas Waktu Layanan di Bandara Ngurah Rai Menjadi 25 Detik

Untuk menggunakan gerbang otomatis, para pelancong diwajibkan menggunakan paspor elektronik dan memiliki visa yang valid, termasuk visa elektronik on arrival (E-VOA) atau E-Visa yang diajukan melalui halaman evisa.imigrasi.go.id. Denpasar, Bali (ANTARA) – Direktorat Jenderal Imigrasi mempersingkat durasi layanan imigrasi bagi warga Indonesia maupun warga asing di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, dari beberapa menit menjadi 25 detik, dengan fasilitas gerbang otomatis. Pemeriksaan imigrasi menggunakan gerbang otomatis mengintegrasikan teknologi Pengenalan Wajah dan Manajemen Pengendalian Perbatasan (BCM),” kata Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, saat peresmian 30 unit gerbang otomatis di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada hari Rabu. Karim menyatakan bahwa kombinasi dua teknologi dalam bentuk pengenalan wajah dan BCM dapat memotong antrian panjang di imigrasi. Untuk menggunakan gerbang otomatis, para pelancong diwajibkan menggunakan paspor elektronik dan memiliki visa yang valid, termasuk visa elektronik on arrival (E-VOA) atau E-Visa yang diajukan melalui halaman evisa.imigrasi.go.id. Hal ini juga dapat diakses dengan membeli VOA di gerai Molina Lite di terminal kedatangan. Warga negara asing dari negara-negara di kawasan ASEAN yang mendapat pembebasan visa dapat menggunakan gerbang otomatis dengan mendaftar terlebih dahulu di evisa.imigrasi.go.id. Sementara itu, untuk warga negara Indonesia, gerbang otomatis dapat digunakan baik oleh pemegang paspor elektronik maupun pemegang paspor non-elektronik reguler. Semua penumpang juga diwajibkan melepas aksesori, seperti topi atau masker, sebelum masuk ke gerbang otomatis untuk kejelasan visibilitas. Setelah pemindaian halaman biodata paspor, wajah penumpang juga akan dipindai di gerbang otomatis menggunakan pengenalan wajah. “Sistem gerbang otomatis langsung memverifikasi orang asing saat pemindaian paspor mereka, sehingga mereka segera cocokkan data paspor mereka dengan data E-VOA, E-Visa, atau bebas visa,” ujar Karim. Direktorat Jenderal Imigrasi juga memprioritaskan aspek keamanan negara dengan menghubungkan sistem lintas dengan data Interpol untuk mencegah orang asing yang terlibat dalam kejahatan masuk ke Indonesia. Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Suhendra, menyatakan bahwa pemasangan gerbang otomatis di Bandara Ngurah Rai dimulai pada Oktober 2023, dengan penggunaan percobaan pada Februari 2024. Dengan rata-rata kedatangan 14 ribu hingga 16 ribu orang per hari, fasilitas gerbang otomatis membantu dalam membuat proses pemeriksaan imigrasi lebih efektif dan efisien, katanya. Dia menyatakan bahwa dari 1 Februari hingga 4 Maret 2024, sebanyak 112.939 pelancong yang terdiri dari 14.684 warga negara Indonesia dan 98.255 warga asing menggunakan fasilitas gerbang otomatis. Jumlah pengguna gerbang otomatis terbanyak terdiri dari 23.179 warga negara Australia, 14.684 warga Indonesia, dan 10.664 warga negara Tiongkok, diikuti oleh warga dari Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Malaysia, Taiwan, dan Singapura, masing-masing berkisar dari 7.700 hingga 3.500 orang. Sementara itu, jumlah pelancong berdasarkan jenis visa, yaitu E-VOA, mencapai 54.318 orang, 3.278 orang dengan E-Visa, 30.974 orang dengan Molina Lite, dan 9.685 orang dengan Free Visit Visa (BVK). Pemasangan 30 unit gerbang otomatis di terminal kedatangan adalah tahap pertama dari rencana pemasangan total 80 unit gerbang otomatis di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Berita terkait: Imigrasi Bali mulai mengoperasikan 30 gerbang otomatis di Bandara Ngurah Rai Berita terkait: Imigrasi memasang 78 gerbang otomatis baru di Bandara Soekarno-Hatta

MEMBACA  15 Artis Indonesia yang Hadir di Pemakaman Babe Cabita